Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Banten, menyebutkan terdapat tiga kecamatan yang masuk dalam perhatian khusus terkait bencana banjir yakni Ciledug, Larangan, dan Karang Tengah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Mahdiar di Tangerang Selasa mengatakan ketiga wilayah yang masuk dalam wilayah timur Tangerang tersebut memang kerap dilanda banjir seperti luapan dari Kali Angke.
Karena itu Pemkot Tangerang telah memasukkan peta ketiga wilayah tersebut dapat atensi khusus dengan berbagai kegiatan penanganan banjir yang kini sedang dilakukan, diantaranya normalisasi membersihkan sedimentasi.
Baca juga: Antisipasi bencana alam, Polresta Tangerang siapkan peralatan SAR
Selain itu saluran air di pemukiman pun dibersihkan dalam memastikan tidak ada sampah yang mampu menyebabkan genangan bahkan banjir. Kemudian saluran pembuang pun dicek untuk kelancaran aliran.
"Meski demikian seluruh wilayah Kota Tangerang tetap menjadi fokus pemantauan terpadu. Wilayah yang masuk dalam atensi khusus, kita sudah siapkan petugas jaga juga selama 24 jam," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Taufik Syahzaeni mengatakan upaya normalisasi dilakukan untuk menjaga kelancaran jaringan drainase, sekaligus mengantisipasi banjir di kawasan pemukiman.
Salah satu titik krusial yang saat ini sedang dilakukan normalisasi adalah di Pintu 3 Paninggilan Utara, Ciledug. Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk mengangkat sedimentasi, lumpur lekat, sampai tumpukan sampah, untuk memulihkan kapasitas jaringan saluran air dapat kembali berfungsi optimal.
“Kami memfokuskan normalisasi ini untuk mengangkat sedimentasi dan tumpukan sampah yang menghambat fungsi saluran selama ini. Tidak hanya petugas, kami sudah mengerahkan armada alat berat untuk mulai beroperasi di lapangan sampai beberapa hari mendatang,” ujar Taufik.
Baca juga: Masyarakat Kota Tangerang diimbau miliki tas siaga bencana di rumah
Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi terkait peringatan dini BMKG yang memprediksi curah hujan di penghujung 2025 hingga awal 2026 berada di atas normal akibat anomali iklim global.
Sepanjang tahun ini tren banjir, genangan, dan angin kencang, juga mengalami peningkatan signifikan, sehingga Pemkot Tangerang mengambil langkah dengan penetapan status siaga darurat bencana.
Sachrudin menegaskan paradigma baru dalam penanganan kebencanaan yakni Tangerang harus bergerak sebelum bencana datang, bukan setelahnya.
Baca juga: BPBD Kota Tangerang usulkan status darurat bencana hidrometeorologi
