Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada semester pertama (Januari-Juli) 2024 mencapai 2.371 orang dan delapan orang dilaporkan meninggal dunia.
"Pergerakan penyebaran kasus DBD tahun ini meningkat dibandingkan 2023, sebanyak 764 kasus," kata Kepala Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengajak masyarakat agar mengoptimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas) untuk membunuh jentik nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD.
Baca juga: Bantu selamatkan nyawa, ayo pahami fase perjalanan klinis DBD
Baca juga: Bantu selamatkan nyawa, ayo pahami fase perjalanan klinis DBD
Selama ini, lanjutnya, kasus DBD tetap diwaspadai seiring memasuki musim kemarau panjang, dimana pergerakan air tidak berjalan, seperti pada barang-barang bekas juga pot maupun kolam, sehingga vektor perindukan jentik nyamuk aedes aegypti berkembang biak.
Dengan demikian, pencegahan kasus DBD lebih efektif dan murah untuk memutuskan mata rantai penularan dengan kegiatan PSN dengan 3M serta menaburkan bubuk larvasida di bak mandi yang terdapat genangan air di lingkungan rumah.
"Kami minta warga agar memaksimalkan kegiatan PSN dengan 3M dapat memutus mata rantai penularan kasus DBD itu kepada orang lain," kata Budi.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Baca juga: Cegah DBD, kader posyandu diinstruksikan masifkan edukasi PHBS
Baca juga: Cegah DBD, kader posyandu diinstruksikan masifkan edukasi PHBS
Sebab, kondisi lingkungan buruk memudahkan penyebaran kasus DBD, seperti drainase kondisi air tidak berjalan, juga barang-barang bekas tidak dikubur maupun dibakar.
"Kami minta masyarakat berperan aktif di lingkungannya untuk mencegah penularan kasus DBD dengan PSN," katanya.
Ia mengatakan jika masyarakat mengalami demam segera berobat ke fasilitas kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan medis.
Sebab, masa kritis saat suhu tubuh turun (normal) tidak demam lagi, sehingga perlu diwaspadai untuk DBD berat dan dengue syok syndrome tanpa penurunan trombosit sampai di bawah 50.000, dan kenaikan hematokrit.
"Jika demam lebih dari dua hari segera pergi berobat ke fasilitas untuk pengobatan medis," katanya.
Baca juga: Keluar dari 10 besar kasus DBD terbanyak, Dinkes Lebak bersyukur
Baca juga: Keluar dari 10 besar kasus DBD terbanyak, Dinkes Lebak bersyukur