Lebak (ANTARA) - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten dari Januari sampai dengan April 2025 tercatat mencapai 307 orang, namun tidak ada laporan yang sampai meninggal dunia.
Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Endang Komarudin di Rangkasbitung Rabu mengatakan, masyarakat agar mengoptimalkan pencegahan kasus DBD dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan mengubur, menimbun, dan menutup (3M) barang bekas serta pemberian Abate di bak mandi, juga melakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Girij).
Kegiatan PSN, 3M, dan Girij dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.
"Kami berharap masyarakat dapat membudayakan kegiatan itu agar terbebas dari kasus DBD," katanya.
Ia mengatakan, selama ini, kasus DBD di Kabupaten Lebak belum pernah menghilang, karena terkait dengan lingkungan.
Karena itu, masyarakat dapat melakukan gotong royong untuk PSN, 3M, dan Girij, sehingga jentik nyamuk DBD mati dan tidak berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Dinkes Lebak minta warga putus mata rantai kasus DBD lewat PSN
Berdasarkan data jumlah kasus DBD di Lebak dari Januari sampai April 2025 tercatat sebanyak 307 orang, dan terbesar pada Januari 153 orang dan Februari 66 orang.
Namun, beruntung tidak ada korban yang sampai meninggal dunia akibat kasus DBD tersebut.
"Kami menargetkan kasus DBD tidak ada korban jiwa," kata Endang.
Menurut Endang lagi, selama ini penyakit DBD di Kabupaten Lebak belum pernah hilang dan menjadi perhatian pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Hingga Maret 2025, ada 267 kasus DBD di Lebak
Kasus DBD di daerah itu pada tahun 2024 jumlahnya sampai di atas 2.000 orang, dan sembilan orang meninggal dunia.
Namun, kata dia, saat ini kasus DBD 2025 menurun, karena dilakukan pencegahan, juga terapi awal dan inovasi pengobatan.
"Semua penderita DBD dilakukan pengobatan melalui fasilitas kesehatan itu," katanya.
Kepala Puskesmas Rangkasbitung Kabupaten Lebak Yayang Citra Gumilar mengaku pihaknya hingga kini terus melakukan kegiatan sosialisasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat mencegah penyebaran DBD, terlebih curah hujan meningkat.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar melakukan kebersihan lingkungan dengan PSN, gerakan 3 M, dan Girij untuk pencegahan DBD," katanya.
Baca juga: Dinkes Tangerang Selatan temukan 233 kasus DBD