Rangkasbitung (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten, bersyukur keluar dari 10 besar kabupaten/kota dengan kasus terbanyak penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), karena pemerintah daerah terus menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Kita menilai PSN dinilai lebih efektif dan murah untuk memutus mata rantai penularan DBD," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung Lebak, Jumat.
Pemerintah daerah terus menggalakkan PSN bersama lintas sektor dengan melibatkan masyarakat, termasuk program 1 Jumantik (juru pemantau jentik nyamuk) di setiap rumah tangga yang disosialisasikan oleh Puskesmas.
Kegiatan PSN dengan 3M (mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas) dilakukan secara optimal karena dapat membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti.
Menurut dia, pemerintah daerah bekerja keras agar kasus DBD tidak meningkat hingga menjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) dengan menggalakkan PSN.
Karena itu, Kabupaten Lebak tahun 2024 bisa keluar dari 10 besar kabupaten/kota kasus terbanyak DBD.
Bahkan, kata dokter Budi, Kabupaten Lebak juga pernah menyandang kelima besar kasus DBD terbanyak.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Lebak, kasus DBD sampai pertengahan Juni 2024 menembus angka 1.876 orang, dengan enam orang dilaporkan meninggal dunia.
Apabila, ada warga yang mendadak demam tinggi, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot, timbul bercak kemerahan, hidung berdarah, sakit di belakang mata, mual dan muntah, serta kelelahan sebaiknya mendatangi fasilitas kesehatan.
"Kita berharap bila warga demam lebih dari tiga hari maka cepat berobat karena khawatir teridentifikasi positif DBD," katanya menjelaskan.
Sementara itu, masyarakat Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka setiap pekan menggalakkan PSN dengan melakukan kebersihan di lingkungan sekitar pemukiman.
Selain itu juga masyarakat membersihkan saluran drainase, pot bunga, kolam hingga barang-barang bekas.