Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pengungsi suaka politik dari berbagai negara yang menetap di tempat penampungan sementara di bekas gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat, menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Dua dokter dibantu beberapa petugas medis Puskesmas Kalideres tampak kewalahan melayani pasien. Bahkan beberapa di antara pengungsi ini tidak bisa berbahasa Inggris dan Indonesia, sehingga perlu didampingi penerjemah.
"Mayoritas pengungsi menderita ISPA, seperti batuk dan flu," kata Anton, dokter dari Puskesmas Kalideres saat ditemui di lokasi penampungan, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa Pemerintah DKI Jakarta memberikan bantuan pengobatan gratis untuk para pengungsi suaka sebagai bentuk peduli kemanusiaan kepada mereka yang menjadi korban konflik dan perang.
Baca juga: Pemkab Serang gratiskan biaya kesehatan korban keracunan di Mancak
Baca juga: Pembebasan lahan tol Serang-Panimbang ditargetkan selesai 2019
"Untuk pemeriksaan penyakit harus dilakukan di Puskesmas atau rumah sakit, karena sekarang khusus untuk pengobatan saja," ujarnya.
Lebih lanjut Anton menganjurkan pengungsi agar menghabiskan obat yang telah diberikan serta menjaga kebersihan di sekitar kawasan penampungan.
Selain mengidap ISPA, beberapa di antara pengungsi ini juga ada yang mengalami demam panas, patah tulang dan juga hamil, sehingga perlu mendapatkan penanganan medis yang intensif.
Baca juga: Bupati Serang: Kesulitan biaya kuliah?, lapor ke Dindikbud
Baca juga: Imigrasi Serang sosialisasikan perizinan TKA ke perusahaan
ISPA serang pengungsi suaka di Kalideres
Jumat, 12 Juli 2019 13:41 WIB
Pemerintah DKI Jakarta memberikan bantuan pengobatan gratis untuk para pengungsi suaka sebagai bentuk peduli kemanusiaan kepada mereka yang menjadi korban konflik dan perang.