Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten tengah mengebut pembangunan infrastruktur pertanian, khususnya jalan usaha tani sepanjang 80 kilometer, sebagai upaya strategis mendongkrak perekonomian di wilayah Banten Selatan.
Asisten Daerah (Asda) II Pemprov Banten, Budi Santoso, di Serang, Selasa mengatakan, kebijakan provinsi saat ini difokuskan untuk membuka akses ke sentra-sentra produksi yang selama ini sulit dijangkau di wilayah selatan.
"Provinsi kebijakannya sudah berpihak ke selatan. Kita menargetkan pembangunan 80 kilometer untuk jalan usaha tani," katanya.
Baca juga: Gubernur Andra ajak nelayan jaga warisan budaya pesisir Banten Selatan
Budi menjelaskan, pembangunan akses jalan ini bertujuan menghubungkan kantong-kantong produksi pertanian yang potensial dengan pasar.
Dengan infrastruktur yang memadai, biaya distribusi hasil tani dapat ditekan sehingga pendapatan petani meningkat.
"Kalau jalan usaha tani ini terbangun di tempat produksi yang potensial, otomatis akan mengangkat ekonomi di Banten Selatan," ujarnya.
Ia mengakui bahwa selama ini investasi dan pertumbuhan ekonomi di Banten masih terkonsentrasi di wilayah utara karena kesiapan infrastruktur.
Baca juga: Gubernur Banten: Perlu sinergi Pemda-TNI dalam percepatan pembangunan
Oleh karena itu, percepatan pembangunan di selatan menjadi kunci untuk mengatasi ketimpangan wilayah.
Langkah Pemprov Banten ini berjalan beriringan dengan proyek pemerintah pusat yang tengah merampungkan Tol Serang-Panimbang.
Konektivitas ganda antara jalan tol dan jalan usaha tani diharapkan mampu menarik minat investor ke sektor agraris dan pariwisata.
"Kami meramalkan investasi di pertanian dan pariwisata akan tumbuh pesat jika akses nya terbuka. Kami ingin kapasitas ekonomi Banten Selatan yang besar itu bisa tergarap optimal," pungkas Budi.
Baca juga: Pertanian dan wisata jadi kunci atasi disparitas ketimpangan di Banten
