Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni mengajak masyarakat nelayan di pesisir Banten Selatan untuk memperkuat semangat gotong royong dan menjaga warisan budaya daerah.
Ajakan itu disampaikan Andra Soni saat membuka Festival Karang Kabua 2025, di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Minggu.
“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai ajang memperkuat persatuan, menumbuhkan semangat gotong royong, dan menjaga warisan budaya pesisir Banten Selatan,” ujar Andra Soni dalam keterangannya di Kota Serang.
Baca juga: Gubernur Banten tindak lanjuti aspirasi nelayan soal pendangkalan-BBM
Ia menilai festival nelayan bukan hanya wujud rasa syukur, tetapi juga sarana penting untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir.
“Kami mendukung kegiatan ini, karena menjadi bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru dan melestarikan budaya. Kebiasaan atau budaya baik yang tumbuh di masyarakat pesisir ini juga dapat menggerakkan ekonomi,” katanya.
Menurut Andra, masyarakat pesisir memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan.
Baca juga: Kirim kontingen terbesar, Serang optimistis juarai PEDA KTNA Banten
Ia menekankan agar nelayan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam pengelolaan potensi kelautan.
“Kita ingin masyarakat pesisir menjadi pelaku utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya lagi.
Andra Soni menjelaskan, Banten memiliki garis pantai lebih dari 900 kilometer yang membentang di dua wilayah laut besar, yaitu Laut Jawa dan Samudra Hindia.
Potensi tangkapan ikan di Banten mencapai lebih dari 75 ribu ton per tahun, sementara di Samudra Hindia potensinya sekitar 656 ribu ton per tahun. “Ini anugerah Tuhan yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan bersama dan keberlanjutan,” katanya pula.
Baca juga: Gubernur Banten dorong forum dialog nelayan untuk bahas solusi perikanan
Festival Karang Kabua, yang telah diselenggarakan sejak 2005, mengusung tema Ngamumule Tali Paranti, Ngabengketkeun Tali Silaturahmi, sebagai simbol persaudaraan antar-nelayan.
Dewan Pembina Forkomba Rafik Rahmat Taufik menyebut kegiatan ini mendapat antusias tinggi dari masyarakat dan berharap bisa masuk dalam kalender resmi kegiatan Provinsi Banten.
“Alhamdulillah, festival nelayan ini mendapat antusiasme tinggi. Kami harap festival Karang Kabua ke depan bisa menjadi event resmi di tingkat provinsi,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Andra Soni bersama Ketua TP PKK Provinsi Banten Tinawati Andra Soni turut melepas ribuan benih ikan di muara dan melakukan ngecrik atau melempar jala ikan sebagai simbol dimulainya Festival Karang Kabua 2025.
Baca juga: Nelayan kritik revisi tata ruang Banten, ubah zona hijau jadi industri
