Tangerang Selatan (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) akan mengoptimalkan pengawasan lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan, di seluruh pelabuhan dan bandar udara (bandara) di Tanah Air secara terintegrasi melalui sistem layanan digitalisasi.
"Jadi nanti semua dokumen-dokumen itu kita lalu lintaskan secara digital. Ini model pertama yang kita lakukan di Indonesia ini dengan kolaborasi antara karantina dengan instansi terkait maupun pemerintah daerah," kata Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean di Tangerang, Selasa.
Ia mengatakan upaya pengoptimalan sistem pengawasan lalu lintas hewan secara digitalisasi ini sebagai langkah untuk menjaga kualitas swasembada pangan dalam negeri.
"Kita tahu bahwa banyak komoditi-komoditi yang harusnya itu terdata dengan baik, baik itu di pemda maupun juga di karantina. Nah ini yang perlu kita samakan supaya semuanya itu tersadar dengan baik dan kita bisa memantau pergerakan hewan tentunya juga terkait dengan penyakitnya," ungkap Sahat.
Baca juga: Barantin musnahkan 17 ton limpa ilegal dari Australia
Ia menekankan sistem pengawasan secara berlapis melalui Pre Border, At Border, dan Post Border, merupakan pengawasan yang efektif sebagai mendukung integrasi data.
Maka, katanya, keselarasan regulasi pusat dan daerah, serta kepatuhan dunia usaha agar distribusi hewan dan produk hewan berjalan sesuai standar kesehatan.
Menurutnya, kondisi ini menjadi semakin penting di tengah tantangan penyakit hewan menular seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) yang erat kaitannya dengan mobilitas hewan antar daerah.
Oleh sebab itu,koordinasi lintas sektor, pertukaran data secara real-time, serta penindakan bersama menjadi langkah strategis untuk menutup celah penyebaran
penyakit dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Cegah PMK, Barantin minta pemda masifkan vaksinasi hewan
"Nah termasuk juga kita akan mengantisipasi nanti menjelang Lebaran Idul Adha di 2026 supaya setiap tahun kita makin baik," katanya.
Ia mengatakan Karantina Jakarta mencatat pergerakan signifikan lalu lintas komoditas hewan pada distribusi antar area, domestik masuk ke Jakarta didominasi oleh pakan hewan kesayangan, susu sapi, dan madu. Sedangkan domestik keluar ke berbagai daerah lain paling banyak berupa produk olahan susu, daging olahan unggas, dan daging olahan sapi.
Data ini menegaskan peran strategis Barantin melalui Karantina Jakarta tidak hanya sebagai pengawas lalu lintas hewan dan produk hewan, tetapi juga sebagai penjaga kelancaran rantai pasok pangan nasional dan perdagangan internasional.
Melalui forum temu teknis ini, Sahat berharap lahir rumusan strategi bersama yang mencakup integrasi sistem informasi, tata kelola pengawasan yang lebih
transparan, serta peningkatan peran dunia usaha.
Dengan begitu, kata dia, pengawasan tidak hanya menjadi instrumen perlindungan, tetapi juga motor penggerak terwujudnya swasembada pangan nasional.
"Target tahun depan itu seluruhnya terkoneksi. Makanya tahun ini kita komunikasikan dulu. Kita lihat pemda-pemda apakah sudah siap atau belum," kata dia.
Baca juga: Pemkot Tangerang telah selesaikan renovasi 785 rumah dari 1.000 unit
