Ubi jalar Pandeglang menjadi andalan ekonomi petani setempat karena mampu memasok ke sejumlah daerah di Provinsi Banten, Kota Bogor dan Jakarta.
"Kita produksi ubi jalar rata-rata 5.000 ton dari luas panen 250 hektare per bulan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Nuridawati di Pandeglang, Minggu.
Pertanian ubi jalar di Pandeglang kebanyakan dikembangkan oleh petani di lahan-lahan persawahan.
Pertanian ubi jalar di Pandeglang kebanyakan dikembangkan oleh petani di lahan-lahan persawahan.
Sentra produksi pertanian ubi jalar itu tersebar di Kecamatan Menes, Mandalawangi, Jiput, Saketi dan Cikedal.
Baca juga: Petani Lebak kembangkan ubi jalar ungu guna katrol ekonomi keluarga
Baca juga: Petani Lebak kembangkan ubi jalar ungu guna katrol ekonomi keluarga
Selama ini, petani yang mengembangkan pertanian ubi jalar perekonomiannya cukup terlebih harga di tingkat penampung atau tengkulak Rp4 ribu per kilogram.
"Jika poduksi ubi jalar 10 ton per hektare dengan harga Rp4 ribu per kilogram maka bisa menghasilkan pendapatan Rp40 juta per hektare," kata Nuridawati.
Menurut dia, produksi ubi jalar dipasok ke sejumlah daerah di Provinsi Banten, Kota Bogor dan Jakarta untuk dijadikan bahan baku makanan camilan oleh pelaku usaha, seperti keripik ubi, bolu ubi, onde-onde ubi, donat ubi, pedagang gorengan dan lainnya.
Selain itu juga banyak konsumen membeli ubi jalar untuk makanan alternatif sebagai pengganti beras dengan cara direbus dan cocok bagi pasien diabetes melitus.
Baca juga: Produksi ubi kayu di Lebak Januari-Juni 2024 tembus 3.453 ton
Baca juga: Produksi ubi kayu di Lebak Januari-Juni 2024 tembus 3.453 ton
Keunggulan ubi jalar Pandeglang itu, selain ubinya besar juga manis, pulen dan bisa bertahan lama tidak membusuk.
"Kami mengapresiasi produksi ubi jalar dipasok ke luar daerah mencapai puluhan ton per hari menggunakan angkutan Colt," katanya.
Ade Supriyadi (60) seorang petani warga Desa Cilaban Bulan Menes Kabupaten Pandeglang mengaku dirinya sejak 30 tahun mengembangkan pertanian ubi jalar bisa menghasilkan pendapatan ekonomi juga menyerap tenaga kerja 4 orang.
"Kami sekarang harga ubi jalar cukup baik Rp4 ribu per kilogram dan bisa menjual 20 ton per musim dari luas tanam dua hektare sehingga bisa menghasilkan Rp80 juta," kata Ade.
Sementara itu, Emen (60) seorang penampung ubi jalar Pandeglang mengaku dirinya setiap dua hari sekali memasok ubi jalar ke pelanggan di Pasar Rangkasbitung, Serang dan Tangerang.
"Kami sekali memasok hingga mencapai 10 ton dan dijual ke pelanggan Rp 5 ribu per kilogram dan bisa mendapatkan omzet Rp5 juta," katanya.
Baca juga: Masyarakat diminta budayakan konsumsi makanan pengganti beras
Baca juga: Masyarakat diminta budayakan konsumsi makanan pengganti beras