Wakil Bupati Lebak, Banten, Ade Sumardi mengajak masyarakat membudayakan konsumsi diversifikasi pangan dengan aneka makanan pengganti beras dari komoditas ubi-ubian yang memiliki kandungan gizi tinggi.
"Kita berharap masyarakat dapat mengonsumsi aneka ragam pangan dan tidak ketergantungan pada beras," katanya di Lebak, Sabtu.
Potensi bahan baku diversifikasi pangan dengan aneka ragam makanan di Kabupaten Lebak cukup melimpah dari beberapa komoditas pertanian dan bisa menggantikan beras.
Contohnya, produksi ketela, ubi jalar, jagung, gadung, talas, sorgum, sukun dan kentang bisa diversifikasi pangan lokal menjadi makanan pokok.
Contohnya, produksi ketela, ubi jalar, jagung, gadung, talas, sorgum, sukun dan kentang bisa diversifikasi pangan lokal menjadi makanan pokok.
"Kami setiap kegiatan selalu menyampaikan kepada masyarakat agar membiasakan atau membudayakan komoditas pangan lain, sehingga bisa menghilangkan ketergantungan beras," kata Ade Sumardi.
Baca juga: Pemkab Lebak gencar sosialisasi pangan pengganti beras
Baca juga: Pemkab Lebak gencar sosialisasi pangan pengganti beras
Menurut dia, saat ini, di tengah fenomena El Nino dipastikan produksi beras menurun karena banyak areal persawahan terjadi kekeringan.
Selain itu juga banyak tanaman padi mengalami gagal panen, sehingga berdampak terhadap kenaikan beras di pasaran dan peningkatan inflasi.
Oleh karena itu, pemerintah daerah mengajak masyarakat agar membudidayakan diversifikasi pangan dengan variasi makanan yang memiliki rasa, lezat dan nikmat.
Diversifikasi pangan itu bisa dari komoditas tanaman ubi-ubian dan palawija untuk menjadi makanan pendamping beras.
" Kami meyakini masyarakat bisa beralih ke makanan diversifikasi pangan dengan makanan ubi-ubian dan palawija," katanya menjelaskan.
Baca juga: Warga lebak diajak setiap hari konsumsi pangan pengganti beras
Baca juga: Warga lebak diajak setiap hari konsumsi pangan pengganti beras
Sementara itu,Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama El Nino yang terjadi Agustus - September 2023 hingga produksi palawija menembus 17.548 ton.
Dari produksi 17.548 ton itu terdiri dari jagung sebanyak 1.100 ton, kedelai 998 ton, kacang tanah 682 ton, kacang hijau 182 ton, ubi kayu 1.865 ton dan ubi jalar 706 ton.
"Panen palawija itu di antaranya dijadikan produk aneka pangan sebagai pengganti ketergantungan beras," kata Deni.
Baca juga: Selain beras, Pak Mendagri ternyata juga konsumsi jagung dan ubi jalar
Baca juga: Selain beras, Pak Mendagri ternyata juga konsumsi jagung dan ubi jalar