Produksi padi gogo yang dikembangkan petani di lahan darat di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada Januari-Juni 2024 menembus 9.007 ton dari lahan seluas 2.832 hektare.
"Produksi padi gogo hingga kini masih dilestarikan dan menjadi andalan ketahanan pangan masyarakat," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Sabtu .
Pemerintah Kabupaten Lebak terus mendorong petani mengembangkan tanaman padi gogo, karena bisa menyumbangkan ketersediaan pangan masyarakat juga peningkatan ekonomi.
Saat ini, sentra padi gogo di Kabupaten Lebak tersebar di 23 kecamatan dan produksi dari Januari-Juni 2024 mencapai 9.007 ton dan jika dikonversikan beras sekitar 8.000 ton setara beras.
Petani yang mengembangkan pertanian padi gogo itu kebanyakan masyarakat kesepuhan Sunda yakni adat Kaolotan dan Badui.
Baca juga: Genjot ketahanan pangan, petani Lebak percepat tanam padi gogo
Baca juga: Genjot ketahanan pangan, petani Lebak percepat tanam padi gogo
Mereka mengembangkan pertanian padi gogo dari leluhur, seperti masyarakat Badui menanam padi huma di lahan perbukitan, karena dipastikan lahannya subur hingga bisa mencapai produktivitas lima ton/gabah kering pungut (GKP)/hektare.
Selain itu juga tanaman padi gogo lebih murah biaya produksinya dibandingkan padi sawah, karena tidak membutuhkan ketersediaan air juga tanpa menggunakan pupuk kimia.
"Kami minta petani agar tetap melestarikan padi gogo dengan masa panen selama enam bulan dari hari setelah tanam (HST) guna membantu ketersediaan pangan keluarga," katanya.
Menurut dia, saat ini diberbagai daerah di Kabupaten Lebak tengah memasuki panen padi gogo bantuan Kementerian Pertanian seluas 246 hektare tersebar di Kecamatan Maja, Cimarga dan Banjarsari.
Bantuan benih varietas inpari 39 dan bisa dipanen dengan masa tanam 85-90 hari, sehingga waktunya pendek dibandingkan benih varietas lokal yang hingga 6 bulan.
Selain itu juga benih varietas inpari 39 yang ditanam adalah benih pokok label ungu sehingga didorong agar petani menjadi penangkar benih menjadi benih sebar label biru.
"Sebagian besar petani yang panen padi gogo itu pada tanam Mei 2024," kata Deni.
Sementara itu, Samudi (55) petani warga Banjarsari Kabupaten Lebak mengatakan selama ini pertanian padi gogo dapat menyumbang ketahanan pangan keluarga dan mereka tidak menjual gabah maupun beras jika panen raya.
Saat ini, kata dia, kebanyakan tanaman padi gogo di sini sudah memasuki panen.
"Kita tanam padi gogo seluas 5.000 meter persegi bantuan pemerintah daerah dan bisa menghasilkan 2,5 ton gabah kering pungut serta sebagian untuk konsumsi pangan keluarga dan sebagian dijual ke pengepul," katanya.
Baca juga: Padi gogo di Lebak jadi andalan ketahanan pangan
Baca juga: Padi gogo di Lebak jadi andalan ketahanan pangan