Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi terkait peringatan dini BMKG yang memprediksi curah hujan di penghujung 2025 hingga awal 2026 berada di atas normal akibat anomali iklim global.
Wali Kota Tangerang Sachrudin, di Tangerang, Rabu, mengatakan sepanjang tahun ini tren banjir, genangan, dan angin kencang juga mengalami peningkatan signifikan. Sehingga Pemkot Tangerang pun mengambil langkah dengan penetapan status siaga darurat bencana.
"Pemkot Tangerang menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi mulai Desember 2025 hingga Maret 2026. Ini bukan formalitas. Ini ajakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bersama,” ujar Wali Kota Sachrudin usai apel siaga bencana di Situ Cipondoh Tangerang.
Baca juga: Siaga banjir pemukiman dekat kali, Pemkot Tangerang siapkan alat berat
Ia menegaskan paradigma baru dalam penanganan kebencanaan yakni Tangerang harus bergerak sebelum bencana datang, bukan setelahnya.
“Sederhana saja, ketika kita siap, biasanya musibah memilih jalan lain. Tapi kalau kita lengah, genangan kecil pun bisa berubah jadi bencana,” ujarnya.
Kepada para camat dan lurah, Sachrudin mengingatkan bahwa bencana tidak hanya dipicu oleh intensitas hujan, tetapi juga oleh perilaku manusia.
“Saluran tersumbat sampah, sedimen menumpuk, drainase tidak berfungsi, semua itu merusak keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, kembalikan keseimbangan dimulai dari hal paling sederhana: menjaga kebersihan,” katanya.
Baca juga: BPBD Kota Tangerang usulkan status darurat bencana hidrometeorologi
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar mengatakan apel siaga bencana diikuti lebih dari 700 peserta mulai dari petugas hingga pimpinan stakeholder kebencanaan, juga menjadi momentum untuk menguatkan koordinasi lintas sektor.
“Tidak boleh ada ego sektoral. Bencana adalah urusan kita semua. Pemerintah, aparat, dunia usaha, dan relawan harus bergerak dalam satu komando,” tegasnya.
Ia juga turut mengajak seluruh peserta apel untuk menjaga kesehatan, tetap kompak, dan terus berikhtiar. Ia menginstruksikan camat dan lurah memastikan kesiapsiagaan wilayah, mulai dari pemeliharaan drainase, pemetaan titik rawan, hingga mobilisasi relawan.
“Logika dan perhitungan punya batas. Tetapi ikhtiar dan doa harus berjalan beriringan. Kalau kita bersatu, insya Allah Tangerang tetap aman sentosa,” ujarnya.
Usai apel, Wali Kota Sachrudin melakukan inspeksi armada dan perlengkapan darurat bencana, kemudian menyaksikan simulasi penanganan bencana hidrometeorologi berupa aksi penyelamatan korban yang terombang-ambing di tengah air oleh tim penyelamat.
Baca juga: Pemkot Tangerang bahas penetapan siaga hidrometeorologi
