Nelayan di pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat cuaca ekstrem yang melanda Perairan Selat Sunda bagian selatan.
"Kita tidak berani melaut karena tinggi gelombang mencapai 4,0 meter," kata Rijal (55) seorang nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Kamis.
Cuaca ekstrem yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan lebat serta petir dapat membahayakan nelayan tradisional.
Selama ini, gelombang tinggi mencapai 4,0 meter melanda Perairan Selat Sunda bagian selatan.
Karena itu, nelayan pesisir Pandeglang mulai dari Pantai Carita, Teluk, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Sumur dan Ujung Kulon sebaiknya tidak melaut guna menghindari kecelakaan laut.
"Kami lebih baik memilih tinggal di rumah daripada melaut, karena cuaca sangat membahayakan keselamatan jiwa," katanya menjelaskan.
Baca juga: Kehabisan BBM di laut, nelayan Lebak ditemukan di Yogyakarta
Baca juga: Kehabisan BBM di laut, nelayan Lebak ditemukan di Yogyakarta
Menurut dia, nelayan di sini sekitar 300 orang menggunakan alat tangkap perahu kecil , sehingga tidak kuat jika menahan angin di atas 30 knot dan tinggi gelombang 4,0 meter.
Perahu kincang yang menggunakan mesin tempel dan jelajah sampai tiga mil dari pantai bisa terdampar jika gelombang tinggi.
Untuk menghindari korban jiwa, pihaknya minta nelayan lebih baik tidak melaut, karena cuaca kurang bersahabat dan berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
"Kami dan nelayan lainnya selama tidak melaut dengan memperbaiki alat tangkap,"katanya menjelaskan.
Baca juga: Nelayan di Lebak tak melaut akibat badai dan gelombang tinggi
Baca juga: Nelayan di Lebak tak melaut akibat badai dan gelombang tinggi
Begitu juga nelayan lainnya, Sueb (50) warga Panimbang Kabupaten Pandeglang mengaku bahwa saat ini nelayan di Selat Sunda bagian selatan, selatan Banten dan Samudera Hindia tidak melaut, selain cuaca ekstrem dengan ketinggian gelombang mencapai empat meter dan tiupan angin bergerak dari arah barat laut dengan kecepatan 30 knot/jam.
Selain itu juga tangkapan ikan di sini tidak ada juga ditambah awal puasa Ramadhan, sehingga para nelayan tidak melaut.
"Kami selama sepekan terakhir tidak melaut, karena cuaca buruk itu," katanya.
Sementara itu, Muhammad Basri, tokoh masyarakat pesisir Kabupaten Pandeglang mengimbau nelayan agar tetap waspada jika melaut menyusul cuaca di tinggi gelombang 4,0 meter di Perairan Selat Sunda bagian selatan.
"Peringatan imbauan itu untuk menghindari korban jiwa akibat dampak cuaca buruk itu," katanya.
Baca juga: Perkuat pemasaran rajungan, KKP gandeng forum komunikasi nelayan
Baca juga: Perkuat pemasaran rajungan, KKP gandeng forum komunikasi nelayan