Panen padi di Kabupaten Lebak, Banten pada Agustus sampai September 2023 mencapai 28.000 hektar di tengah kemarau panjang atau juga dikenal fenomena El Nino itu.
"Kita sebetulnya pada puncak El Nino lebih banyak panen," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, saat menghadiri panen di Kalanganyar, Lebak, Minggu.
Panen tersebut tentu tidak membuat mengkhawatirkan masyarakat Kabupaten Lebak akan krisis pangan. Diperkirakan panen di daerah itu dengan produktivitas rata-rata 6 ton gabah pungut kering (GPK) per hektar dan akan berlangsung hingga akhir tahun.
Panen itu, kata dia, dapat menyumbangkan ketersediaan pangan masyarakat.
"Kami menjamin produksi pangan itu relatif aman dan mencukupi untuk konsumsi masyarakat," kata Deni.
Baca juga: Wisatawan ramai kunjungi kawasan Badui sambil berburu durian
Baca juga: Wisatawan ramai kunjungi kawasan Badui sambil berburu durian
Menurut dia, panen padi pada Agustus 2023 lalu sekitar 17.000 hektare dan September seluas 11.000 hektar tersebar di sejumlah kecamatan. Kemungkinan panen padi tersebut terus terjadi sampai akhir 2023 dengan jumlah 10.000 hektar per bulan.
Sedangkan areal persawahan yang terancam kekeringan berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten sekitar 300 hektar. Namun juga ada yang bisa diselamatkan dengaj sistem pompanisasi.
"Kami minta petani yang memiliki sumber air permukaan tetap melakukan gerakan tanam karena bisa dilakukan penyedotan melalui pompanisasi itu," katanya menjelaskan.
Sementara itu, petani Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka saat ini tengah memasuki panen raya seluas 75 hektar dari tanam Juli dan didukung dengan pompanisasi.
"Kami setelah panen tetap kembali melakukan gerakan tanam serentak pada Oktober mendatang," kata Supadma (55) seorang petani Kalanganyar Kabupaten Lebak.Baca juga: Prevalensi angka stunting di Lebak turun jadi 3.736 balita