Serang (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Banten menyatakan wilayah Tangerang Raya sebagai kawasan paling rawan peredaran narkoba sepanjang 2025, dipengaruhi posisi geografis yang strategis, akses transportasi serta mobilitas penduduk yang tinggi.
Kepala BNNP Banten Brigjen Pol Rohmad Nursahid di Kota Serang, Senin menilai kondisi tersebut dimanfaatkan oleh jaringan sindikat narkoba lintas daerah.
“Tangerang Raya berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, memiliki akses transportasi darat, laut, dan udara, kawasan industri besar, serta permukiman padat. Kondisi geografis ini menjadikan wilayah tersebut sangat rentan dimanfaatkan jaringan narkotika,” ujarnya saat konferensi pers capaian kinerja penanganan dan pencegahan narkotika 2025.
Baca juga: BNNP Banten ungkap 23 kasus narkoba sepanjang 2025
Menurut dia, dinamika aktivitas ekonomi di Tangerang Raya menciptakan pola peredaran yang cepat berpindah.
“Mobilitas penduduk yang tinggi menjadi celah bagi sindikat narkotika. Pola peredaran tidak lagi statis, tetapi mengikuti pergerakan manusia dan aktivitas ekonomi,” tegasnya.
Sebelumnya, BNNP Banten mencatat keberhasilan mengungkap 23 berkas kasus tindak pidana narkotika pada 2025, melampaui target 20 kasus. Total tersangka yang diamankan mencapai 20 orang, terdiri dari 17 laki-laki dan 3 perempuan. Seluruhnya merupakan WNI, mayoritas lulusan SMA dan berusia di atas 30 tahun.
Pengungkapan tersebut menghasilkan penyitaan barang bukti di antaranya 5,7 kilogram sabu, 14,5 kilogram ganja, serta 210 butir ekstasi. Nilai potensi kerugian akibat peredaran barang haram itu yang berhasil dicegah diperkirakan mencapai Rp5,8 miliar, serta berpotensi menyelamatkan lebih dari 52.000 jiwa.
Baca juga: BNNP Banten musnahkan 4,3 kg sabu dari jaringan antarprovinsi
Rohmad memastikan pemberantasan jaringan narkotika di Banten dilakukan secara terintegrasi melibatkan unsur pemerintah daerah, kepolisian, TNI, Kemenkumham, BIN daerah, Bea Cukai, swasta, akademisi, hingga tokoh agama dan masyarakat.
“Sinergi lintas sektor ini menjadi kunci dalam pengungkapan jaringan narkotika di Banten,” ujarnya.
Ke depan, wilayah Tangerang Raya disebut tetap menjadi fokus operasi, mengingat arus keluar-masuk penduduk yang fluktuatif dan tren penggunaan narkoba yang berkembang.
Baca juga: Cegah selundupan narkoba, BNNP Banten perketat jalur darat antarpulau
