Serang (ANTARA) - Program Bangun Jalan Desa oleh Andra (Bang Andra) yang diluncurkan Gubernur Banten Andra Soni pada sekitar tiga bulan lalu, hingga saat ini menerima 431 usulan perbaikan ruas jalan desa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan di Kota Serang, Jumat, menyebut angka tersebut mencerminkan tingginya harapan warga terhadap realisasi program ini.
“Selama ini masalah klasik di desa adalah akses jalan. Begitu jalannya rusak, aktivitas ekonomi tersendat, anak sekolah susah berangkat, distribusi hasil pertanian terhambat,” katanya.
Baca juga: Pemprov Banten alokasikan Rp180 miliar untuk bangun 60 titik jalan desa
Dari ratusan usulan tersebut, Pemprov Banten baru mampu merealisasikan 60 ruas jalan sepanjang 2025, terdiri atas 40 ruas melalui APBD murni dan 20 ruas melalui APBD perubahan.
“Indikator yang kami kejar adalah desa tertinggal. Maka akses ke puskesmas, sekolah, hingga jalur distribusi hasil pertanian menjadi faktor utama penentuan titik pembangunan,” ujar dia.
Ia menjelaskan program ini bukan inisiatif sepihak Pemprov Banten, melainkan hasil kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
Baca juga: Pemprov Banten dukung rencana jalur MRT Jakarta rute Kembangan-Balaraja
“Semua prosesnya melibatkan pemerintah kabupaten/kota hingga desa. Bahkan anggota dewan juga bisa mengusulkan sesuai aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Kriteria prioritas pembangunan jalan desa ditentukan dari dampak sosial-ekonomi. Pembangunan diarahkan untuk mendukung transportasi anak sekolah, memperlancar distribusi hasil pertanian, dan mempermudah akses kesehatan.
“Kalau jalan sudah bagus, desa bisa berkembang lebih cepat. Indeks desa membangun naik, angka desa tertinggal turun, dan ekonomi masyarakat meningkat,” kata dia.
Ia menjelaskan program Bang Andra dirancang sebagai upaya percepatan pembangunan, bukan pengambilalihan kewenangan daerah.
Baca juga: Maksimalkan aset, Pemkab Serang siapkan pembentukan UPT khusus
“Provinsi membantu percepatan, kabupaten/kota tetap berkomitmen. Program ini memperkuat, bukan menggantikan,” kata Deden.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan anggaran untuk 40 ruas jalan di APBD murni mencapai Rp83 miliar dengan total panjang sekitar 33 kilometer, sedangkan melalui APBD perubahan disiapkan Rp100 miliar untuk 20 ruas.
Ia mengatakan Kabupaten Lebak menjadi pengusul terbanyak, disusul Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kabupaten Tangerang.
Ia menyebut metode pembangunan disesuaikan kondisi tanah.
“Di Banten selatan mayoritas menggunakan betonisasi karena kondisi tanah lembek dan rawan rusak bila diaspal. Di wilayah tengah dan utara digunakan hotmix,” katanya.
Baca juga: Pemkab Serang beri bantuan Rp1 miliar untuk 2.000 guru ngaji DAN madrasah
