Lebak (ANTARA) - Sejumlah gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Lebak, Banten, memperkuat produksi ketahanan pangan melalui gerakan percepatan tanam di daerah ini.
"Kami setiap panen padi bisa kembali melaksanakan percepatan tanam," kata Ketua Gapoktan Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak Ruhiana (55), di Lebak, Minggu.
Pertanian padi di wilayahnya seluas 150 hektare, dan dipastikan Agustus mendatang memasuki panen raya.
Sebab, petani di sini melakukan gerakan percepatan tanam pada Mei 2025 lalu, dan kebanyakan benih Inpari 32 dengan masa panen 100-115 hari setelah tanam.
"Kami bersyukur tanaman padi yang usia rata-rata 40 hari setelah tanam tumbuh subur dan hijau, juga terpenuhi pasokan air," kata Ruhiana.
Baca juga: Serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Lebak masih rendah
Menurut dia, pendapatan usaha pertanian pangan padi sawah yang dikembangkan Gapoktan Sukabungah itu bisa mencapai Rp3,7 miliar per musim panen dari lahan 150 hektare dengan 200 anggota.
Usaha pertanian pangan padi sawah menjadi andalan ekonomi petani binaannya, dan berhasil untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Produktivitas padi setiap panen bisa menghasilkan gabah basah sebanyak 5 ton per hektare jika dikalkulasikan dengan lahan seluas 150 hektare, sehingga bisa menghasilkan gabah basah panen 750 ton dan jika dikonversikan beras menjadi 370 ton.
"Jika harga beras itu dijual Rp10 ribu per kilogram dengan sebanyak 370 ton, maka dapat menghasilkan uang Rp3,7 miliar per musim panen selama empat bulan atau rata-rata Rp25 juta per hektare," kata Ruhiana.
Baca juga: Produksi komoditas palawija di Kabupaten Lebak capai 4.453 ton
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Malabar, Kabupaten Lebak Muslim (60) mengatakan pihaknya saat ini terus memperkuat ketahanan pangan dalam mendukung program swasembada pangan dengan melakukan percepatan tanam.
Petani di sini dengan garapan lahan seluas 50 hektare dan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali musim tanam dalam setahun.
Dari tanam setahun itu dengan tiga kali tanam bisa mencapai 150 hektare dan menghasilkan produksi pangan 750 ton gabah basah.
"Petani di sini setiap tahun bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp3,7 miliar dengan harga beras Rp10 ribu per kilogram dari 370 ton gabah basah itu," katanya pula.
Baca juga: Pemkab Serang bersama Polri perluas lahan tanam jagung
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pemerintah daerah mendorong petani, agar memperkuat percepatan tanam dalam mendukung ketersediaan pangan juga program swasembada pangan.
Saat ini, pihaknya mengapresiasi petani semakin giat untuk menggerakkan percepatan tanam setelah panen, karena menghasilkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi.
"Kami minta 340 gapoktan jika sudah panen, agar cepat melakukan percepatan tanam," katanya lagi.
Baca juga: Bank Indonesia Banten fasilitasi petani tanam cabai teknologi digital farming