Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten, memperkuat lebih dari 5.500 kader, 2.200 Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan 34 rumah sakit rujukan, untuk penanganan stunting dalam memastikan anak-anak mendapatkan pelayanan yang optimal.
"Dari kelurahan sampai kota, semua bergerak bersama. Sebab penanganan stunting bukan hanya kerja pemerintah, tapi sinergi bersama lintas sektor, dari tingkat kota hingga masyarakat," kata Wali Kota Tangerang Sachrudin di Tangerang, Rabu.
Wali Kota mengatakan prevalensi stunting di Kota Tangerang terus menurun secara signifikan.
Baca juga: Pemkot Tangerang targetkan distribusi pangan ke 1.000 balita rentan stunting
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, angka stunting di Kota Tangerang tercatat sebesar 11,2 persen, turun drastis dari 17,6 persen pada tahun sebelumnya. Bahkan data surveilans gizi melalui sistem e-PPGBM menunjukkan angka yang lebih rendah yakni 4,9 persen.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari penerapan delapan Aksi Konvergensi mulai dari analisis situasi, perencanaan, rembuk stunting, manajemen data, hingga publikasi dan evaluasi, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Sachrudin juga menekankan pentingnya semangat kolaborasi yang hidup di lapangan, bukan sekadar di ruang rapat.
Pemkot Tangerang, kata dia, aktif membangun forum koordinasi, pelatihan teknis, hingga kegiatan “Ngopi” atau Ngobrol Pintar untuk memperkuat sinergi dari level kelurahan hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Kami ingin semangat gotong royong ini terus tumbuh. Hanya dengan kebersamaan, kita bisa ciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Lansia, Swancity berikan sembako ke warga di tujuh desa
Pada era digital Pemkot Tangerang juga memanfaatkan aplikasi Sidata yang memungkinkan pemantauan pertumbuhan balita secara real time. Dengan data yang terintegrasi dan akurat, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran.
"Inovasi menjadi kunci. Kami hadirkan berbagai program seperti Laksa Gurih Anget, Dahsat yang sudah menjangkau seluruh kelurahan, bedah rumah untuk keluarga stunting, pemberian pangan B2SA, hingga program Penganten Sehat yang bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk skrining kesehatan pranikah," kata dia.
Tim Penilai Provinsi Banten dari DP3AKKB Haris Efendi mengapresiasi langkah komprehensif Kota Tangerang dalam penanganan stunting, khususnya pelaksanaan rembuk stunting yang menyentuh hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.
Keberhasilan Kota Tangerang ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi daerah lain untuk terus memperkuat kerja kolaboratif dalam mewujudkan generasi sehat dan bebas stunting. "Kota Tangerang telah jadi pilot project banyak daerah dalam penanganan stunting dan kita terus harap ada inovasi lainnya," ujarnya.
Baca juga: Tangani stunting, Pemkab Lebak libatkan aksi konvergensi semua elemen
Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan sesuai mandat Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2025 target penurunan prevalensi stunting tahun ini adalah 15 persen.
"Sedangkan Kota Tangerang saat ini di angka 10,61 persen, yang artinya sudah di bawah target nasional. Namun ini akan kembali diperkuat untuk dilakukan penurunan yang lebih maksimal lagi," katanya.
Adapun program-program unggulan di Kota Tangerang ialah skrining calon pengantin, imunisasi dasar lengkap, pemberian makanan tambahan, Sate Sami dan ragam program lainnya dari seluruh OPD terkait.
Lalu ada Posyandu Aktif, Pemantauan Tumbuh Kembang Anak, dan Pemberian Makanan Tambahan Bergizi telah menjadi bagian penting dari strategi Pemkot Tangerang dalam menekan angka stunting sejak dini
"Fokus ke depan adalah menjaga tren penurunan dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari akses terhadap gizi dan layanan kesehatan yang layak," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Tihar Sopian menjelaskan Program Genting mengintegrasikan berbagai intervensi spesifik dan sensitif.
Misalnya saja peningkatan cakupan imunisasi, edukasi gizi keluarga, pemenuhan sanitasi layak, serta optimalisasi program Satu Telur Satu Minggu (Satesami), yang selama ini telah berjalan di tingkat kelurahan dan kecamatan.
"Pemkot Tangerang menargetkan dengan Program Genting, tren penurunan stunting terus berlanjut hingga mencapai nol persen pada tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Tangerang diajak jadi orang tua asuh anak berisiko stunting
