Komunitas Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) Kabupaten Lebak, Banten, memberikan edukasi kepada relawan Desa Siaga Bencana (Destana) program "Tsunami Ready" guna mitigasi bencana megathrust.
Ketua GMLS Kabupaten Lebak Abah Lala saat dihubungi di Rangkasbitung, Ahad, mengatakan pihaknya mengedukasi relawan Destana tentang Tsunami Ready guna penyelamatan secara mandiri sehingga dapat meminimalisasi korban jiwa maupun kerusakan material yang lebih besar akibat gempa megathrust yang bisa memicu terjadi gelombang tsunami.
Ketiga relawan Destana itu antara lain dari Desa Bayah Barat, Situregen dan Desa Sawarna Kabupaten Lebak.
Selain itu juga GMSL berkolaborasi dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) untuk mitigasi gempa megatrust.
Baca juga: Balawista Lebak minta warga pesisir waspadai fenomena ikan ke darat
Baca juga: Balawista Lebak minta warga pesisir waspadai fenomena ikan ke darat
Kehadiran RAPI itu sangat besar untuk memberikan penyampaian informasi kepada masyarakat agar mereka selamat dari ancaman bencana alam.
Program "Tsunami Ready" tentang kesiapsiagaan dan memberikan pengetahuan serta edukasi kepada masyarakat pesisir selatan agar dapat menyelamatkan diri secara mandiri ketika terjadi gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami.
Begitu juga bagaimana kesiapsiagaan masyarakat pesisir selatan menangani pascagempa megathrust sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Selama ini, kata dia, masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak yang berhadapan dengan perairan Samudera Hindia berpotensi mengalami gempa megathrust.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan nelayan waspadai tinggi gelombang capai 4 meter
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan nelayan waspadai tinggi gelombang capai 4 meter
Sebab, di perairan itu ada patahan atau sesar di perairan Samudera Hindia dengan lempeng Indo-Australia dan di bagian selatan juga terdapat lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur.
Karena itu, masyarakat harus mampu menyelamatkan secara mandiri agar mampu meminimalisasi korban jiwa maupun kerusakan material lebih besar.
Selain itu juga masyarakat tidak begitu panik jika terjadi megathrust yang memicu gelombang tsunami.
Masyarakat bisa menyelamatkan diri di jalur evakuasi dan arah petunjuk ke dataran tinggi maupun perbukitan sebagai titik kumpul.
"Kami melakukan program Tsunami Ready dengan 12 indikator yang ditetapkan oleh IOC (Intergovernmental Oceanographic Commitee) UNESCO di wilayah Lebak Selatan. Indikator tersebut terbagi dalam tiga kategori, yaitu assessment, preparedness, dan response," katanya menjelaskan.
Baca juga: Produksi gabah pungut di Lebak Januari-Juli 2024 capai 457.401 ton
Baca juga: Produksi gabah pungut di Lebak Januari-Juli 2024 capai 457.401 ton