Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak, Banten meminta masyarakat pesisir pantai selatan waspada fenomena ikan naik ke darat karena salah satu tanda potensi bencana alam.
"Kami berharap para petugas siaga bencana tetap selalu monitor situasi untuk menjaga ketenangan masyarakat," kata Ketua Balawista Kabupaten Lebak Erwin Komarasukma saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Sabtu.
Fenomena berbagai jenis ikan laut naik ke darat di Pantai Pulomanuk Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak pada Sabtu dinihari.
Kemungkinan, kata dia, ikan itu menghadapi perbedaan kandungan oksigen dan suhu air di dasar laut dan di permukaan laut.
Kejadian ribuan ikan terdampar ke darat menjadi perhatian warga setempat dan disebutnya "rezeki nomplok".
"Warga pesisir itu terpaksa mengambil ikan yang terdampar ke darat untuk dikonsumsi makan," katanya.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan nelayan waspadai tinggi gelombang capai 4 meter
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan nelayan waspadai tinggi gelombang capai 4 meter
Ia mengingatkan masyarakat pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak agar tetap waspada menghadapi fenomena alam itu.
Penyebab ikan ke darat itu, katanya, karena adanya pergeseran lempeng di dasar lautan yang menimbulkan getaran dan perubahan arus.
Apalagi, pantai selatan Kabupaten Lebak yang berhadapan dengan perairan Samudera Hindia terdapat potensi gempa megatrust yang bisa memicu tsunami.
Baca juga: MAN 1 Rangkasbitung bertekad cetak siswa unggul dan berprestasi
Baca juga: MAN 1 Rangkasbitung bertekad cetak siswa unggul dan berprestasi
Sebab, katanya, di perairan itu ada patahan atau sesar di perairan Samudera Hindia dengan lempeng Indo-Australia dan di bagian selatan juga terdapat lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur.
Dengan demikian, masyarakat diimbau waspada dan tetap tenang serta tidak panik.
"Peringatan kewaspadaan itu tentu dapat mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Ia menyebutkan peristiwa ikan naik ke darat bukan hanya di selatan Kabupaten Lebak, tetapi terjadi di beberapa wilayah pantai dari Pulau Sumatra hingga Jawa, baik pantai selatan maupun utara.
"Saya kira hal itu merupakan fenomena alam akibat dari beberapa faktor di antaranya adanya perubahan pola arus laut," katanya.
Baca juga: Produksi gabah pungut di Lebak Januari-Juli 2024 capai 457.401 ton
Baca juga: Produksi gabah pungut di Lebak Januari-Juli 2024 capai 457.401 ton