Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan harga beras medium di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan Rp200 per kilogram dalam tiga hari terakhir.
"Berdasarkan pemantauan di lapangan harga beras masih stabil, ada kenaikan harga Rp200 per kilogram," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana di Lebak, Minggu.
Persediaan beras medium di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak di antaranya Rangkasbitung, Maja, Cipanas, Sampay dan Bayah cukup, meski memasuki musim kemarau.
Menurut Sukmana, meski ada kenaikan harga beras medium Rp200 per kilogram, masyarakat tetap memiliki daya beli yang tinggi.
Harga beras untuk KW I jenis medium semula Rp11.600 kini menjadi Rp11.800/kilogram, beras KW II jenis medium dari Rp10.700 menjadi Rp10.900/kilogram dan beras KW III jenis medium semula Rp9.700 menjadi Rp9.900/kilogram.
Baca juga: Harga gabah basah di Lebak tembus Rp6.500 per kilogram
Baca juga: Harga gabah basah di Lebak tembus Rp6.500 per kilogram
Kepala Cabang Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang Umar Said mengatakan, pihaknya hingga akhir Agustus memasok beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 2.900 ton dengan tujuannya untuk menstabilkan harga di pasaran.
Perum Bulog mencanangkan program gerakan siap jaga harga pasar dengan stabilisasi pasokan harga pangan (SIGAP-SPHP) untuk memberdayakan penjualan sebanyak-banyaknya ke toko pengecer, pedagang ritel, ritel modern dan gerai binaan untuk memenuhi pasokan beras ke masyarakat.
"Dengan penjualan secara maksimal program gerakan SIGAP-SPHP itu dipastikan harga beras stabil dan terjaga sehingga terjangkau bagi kalangan masyarakat," katanya.
Sementara itu, H Ujang, seorang pedagang di Pasar Tradisional Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa dirinya kini memiliki cadangan beras sebanyak 30 ton dan mencukupi hingga Oktober mendatang.
"Kami meyakini ketersediaan beras masih aman hingga akhir 2023 dan tidak terdampak El Nino, karena panen masih ada," kata Ujang.