Tangerang (ANTARA) - Wali Kota Tangerang Sachrudin berharap pembangunan di kota tersebut tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi namun juga memperhatikan keseimbangan ekologi.
“RPPLH menjadi kompas bagi kita semua agar pembangunan kota ini tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologis. Lingkungan yang sehat adalah hak setiap warga, dan kewajiban kita untuk menjaganya,” ujar Sachrudin saat membuka konsultasi publik kajian review rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) di Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Senin.
Dia juga mengajak 100 peserta yang hadir secara luring dan daring termasuk masyarakat, akademisi, pelaku usaha, serta komunitas lingkungan untuk berdialog dan berkolaborasi.
“Keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah. Dibutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak,” katanya.
Baca juga: DLH Kota Tangerang kumpulkan industri terkait komitmen pengendalian udara
Wali kota juga menyoroti tantangan lingkungan yang dihadapi Kota Tangerang beberapa tahun terakhir, seperti peningkatan sampah, penurunan kualitas air dan udara, serta dampak perubahan iklim.
“Evaluasi RPPLH ini penting untuk mengukur efektivitas kebijakan terdahulu dan merumuskan strategi yang lebih adaptif dan inovatif,” tambahnya.
Ia berharap hasil forum ini memperkaya substansi RPPLH dan menjadi pedoman kuat dalam mewujudkan Kota Tangerang yang green, resilient, dan sustainable.
Baca juga: PPASDA ingatkan warga akan efek berantai sampah ancam krisis iklim
“Semoga konsultasi publik ini menghasilkan dokumen yang komprehensif, aplikatif, dan berkeadilan bagi seluruh warga Kota Tangerang, kini dan di masa depan,” kata dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Wawan Fauzi mengatakan peserta kegiatan terdiri dari anggota Tim Penyusun RPPLH dari tiap perangkat daerah, perwakilan instansi terkait, daerah berbatasan, perguruan tinggi, komunitas lingkungan, serta Lembaga Non-Pemerintah (NGO) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang.
"Kegiatan ini diharapkan memberikan masukan konstruktif untuk menjadikan RPPLH sebagai pedoman pembangunan berkelanjutan yang kuat dan aplikatif," katanya.
Baca juga: Waduh, tumpukan sampah sepanjang 30 meter sumbat Kali Tirtayasa Serang
