Tangerang (ANTARA) - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) mulai memperkuat pengawasan pelaku perjalanan internasional guna mencegah kemunculan kasus importasi COVID-19 di Indonesia.
"Yang kami lakukan ke pihak maskapai, agar pelaku perjalanan di country origin (asal negara) sesaat sebelum terbang mengisi SSHP (Satu Sehat Healthy Pass)," kata Kepala BBKK Bandara Soetta, Naning Nugrahini di Tangerang, Banten, Kamis.
Ia mengatakan, upaya memperkuat pengawasan pemeriksaan kesehatan tersebut dilakukan setelah adanya lonjakan COVID-19 di beberapa negara Asia dan bahkan di tanah air sendiri.
"Sehingga kami mengetahui ada tidaknya penumpang yang bergejala, dan tahu risiko yang ada di pesawat tersebut," katanya.
Baca juga: Bea Cukai Bandara Soetta ungkap modus kiriman narkoba lewat botol skincare
Naning menuturkan, selain itu pihaknya pun akan mengintensifkan pos kesehatan BBKK di Bandara Soetta, untuk dapat mengetahui penyebaran virus tersebut.
"Setiap orang dengan tanda dan gejala adanya penyakit infeksi, dilakukan swab antigen. Kami juga akan berikan rekomendasi untuk melakukan isolasi mandiri, dan kami buat notifikasi kepada Dinkes tujuan penumpang," jelasnya.
Ia mengungkapkan, pemeriksaan sistem swab itu nantinya akan dilanjutkan ke laboratorium untuk dilakukan penyelidikan terkait jenis virusnya apa yang menjangkit penumpang tersebut.
"Kontak erat di pesawat dilakukan penyelidikan epidemiologi. Jika di pesawat ditemukan orang dengan hasil antigen pos, akan dilakukan desinfeksi," ujarnya.
Baca juga: Polisi Bandara Soetta amankan dua tersangka peredaran kasus narkoba
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi tujuh kasus penularan COVID-19 di Indonesia. Temuan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan spesimen pada Mei 2025.
"Jumlah kasus terlapor M22 (25-31 Mei) adalah sebanyak 7 kasus," kata Jubir Kemenkes Widyawati di Jakarta.
Positivity rate covid-19 mencapai 2,05 persen. Artinya, dari 100 orang yang diperiksa, terdapat dua orang yang hasilnya positif, untuk pemeriksaan 25 hingga 31 Mei 2025.
Sementara itu, positivity rate tertinggi ada di minggu epidemiologi ke-19 pada 2025, yakni 3,62 persen. Kasus tertinggi tercatat di minggu ke-19, yang terjadi di provinsi Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.
Selama 2025 berlangsung, Kemenkes telah memeriksa 2.160 spesimen, dengan hasil 72 orang dinyatakan positif COVID-19. Tidak ada korban jiwa akibat kembalinya penularan COVID-19 ini.
Baca juga: Kalangan remaja target utama pengedar vape narkoba