Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Provinsi Banten menyebutkan keberadaan RS rujukan pelayanan balita stunting menjadi salah satu indikator penurunan jumlah kasus yang dilakukan lintas sektoral.
"Adanya RS rujukan telah memberikan kemudahan penanganan bagi balita stunting sehingga keluarga akan semakin nyaman dalam proses perbaikan gizi anak," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni di Tangerang, Rabu.
Pemkot Tangerang telah melakukan kerja sama perluasan RS untuk rujukan penanganan balita stunting dari enam RS swasta di 2024 menjadi 34 di 2025.
Selama 2024, berdasarkan data Dinas Kesehatan tercatat ada 653 balita yang dirujuk dan diberikan pelayanan di RS rujukan tersebut.
Baca juga: Tangani stunting, Pemkot Tangerang siapkan tambahan RS rujukan
Kini dengan semakin banyak RS rujukan maka akan lebih efektif dan jaraknya pun bisa dijangkau karena tersebar di 13 wilayah kecamatan Kota Tangerang.
"Harapannya, semakin banyak rumah sakit rujukan akan semakin banyak pula balita stunting yang tertangani dengan maksimal. Tentu, dengan jarak yang dekat dan nyaman untuk balita dan keluarga," kata dia.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang diambil dari seluruh puskesmas dan posyandu di Kota Tangerang menunjukkan terdapat penurunan kasus stunting dari 6,8 persen pada tahun 2023 menjadi 5,2 persen pada 2024.
Baca juga: Pemkab Tangerang rekrut 100 orang tenaga kesehatan untuk rumah sakit
Penurunan angka prevalensi stunting tersebut tidak terlepas dari efektivitas keberhasilan program intervensi yang selama ini dilakukan seluruh lapisan, seperti Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Dashat, sampai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.
Selain itu Pemkot Tangerang berharap catatan penurunan angka prevalensi stunting tersebut dapat mendorong efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi intervensi penurunan stunting agar sesuai dengan target yang telah ditentukan.
"Kami terus optimalkan berbagai program dalam menekan angka stunting," kata dr Dini.
Baca juga: Anak kurang asupan zat besi bisa ganggu tumbuh kembang