Keluarga yang berisiko stunting menerima bantuan telur sebanyak satu kilogram dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten.
"Kami merasa senang dan bahagia menerima bantuan telur itu," kata Lulu (40) warga Desa Sangiang Tanjung, Kabupaten Lebak di Lebak, Selasa.
Penyaluran bantuan telur unggas itu untuk keluarga risiko stunting (KRS) agar asupan gizinya terpenuhi dan anak tumbuh sehat.
Saat ini, ia bersama ibu-ibu lainnya di desa tersebut mendatangi kegiatan peluncuran layanan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Baca juga: BKKBN komitmen percepatan penurunan stunting 14 persen pada 2024
Baca juga: BKKBN komitmen percepatan penurunan stunting 14 persen pada 2024
Dalam kegiatan itu, selain sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting, juga diberikan bantuan telur ayam sebanyak satu kilogram.
"Telur itu khusus untuk anak yang masuk kategori stunting agar kembali tumbuh sehat dan terbebas dari kekerdilan," katanya.
Begitu juga warga lainnya, Hartati (35) mengaku dirinya juga mendapatkan telur ayam untuk perbaikan gizi anaknya yang berusia 2 tahun yang terancam stunting.
"Kami senang mendapatkan bantuan telur, karena jika membeli di pasar tentu cukup berat keuangan kami," ujarnya.
Baca juga: Entaskan stunting, PMI Tangerang gelar penyuluhan gizi seimbang
Baca juga: Entaskan stunting, PMI Tangerang gelar penyuluhan gizi seimbang
Ketua Tim Pendamping Keluarga (TPK) Desa Sangiang, Kabupaten Lebak Wawat Setiawati mengatakan ibu-ibu yang mendapatkan bantuan telur itu sebanyak 100 orang dari keluarga risiko stunting di daerah ini.
Sebetulnya, jumlah keluarga risiko stunting di wilayahnya sebanyak 147 orang. Sedangkan warga binaannya tercatat positif stunting sebanyak 6 balita.
Karena itu, pihaknya memaksimalkan penyuluhan dan sosialisasi pencegahan stunting agar keluarga risiko tidak menjadi stunting.
Baca juga: Tujuh kecamatan di Kota Tangerang masuk nominasi lomba e-dasawisma Banten
Baca juga: Tujuh kecamatan di Kota Tangerang masuk nominasi lomba e-dasawisma Banten
"Kami melakukan intervensi dengan memberikan makanan yang bergizi melalui dapur dashat, termasuk pemberian telur," kata Wawat.
Sementara itu, Kepala Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Republik Indonesia Sukaryo Teguh Santoso mengapresiasi kerja TPK Kabupaten Lebak, karena bisa mencegah penyebaran stunting dengan melakukan pencatatan calon pengantin, pengukuran balita hingga pemberian aneka makanan yang bergizi.
"Kami minta TPK bekerja keras untuk mencegah stunting, bahkan di Lebak terjadi penurunan keluarga risiko stunting, dari 226.633 KK menjadi 78.084 KK. Itu merupakan prestasi yang luar biasa," katanya.
Baca juga: Ayo orang tua, kenali tanda lapar dan kenyang pada anak
Baca juga: Ayo orang tua, kenali tanda lapar dan kenyang pada anak