Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Seluas 60 hektare lahan sawah di delapan wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang, Banten, terancam puso karena dampak terjadinya cuaca ekstrim yang diprediksi terjadi pada akhir 2025.
"Potensi itu sampai beberapa bulan ke depan, mulai dari Desember, Januari, Februari karena curah hujan tinggi," kata Kepala Bidang (Kabid) Produksi Pangan dan Holtikultura pada DPKP Kabupaten Tangerang, Bambang di Tangerang, Kamis.
Ia mengungkapkan, potensi gagal panen itu diprediksi akan terjadi di area persawahan di Kecamatan Tigaraksa, Sindang Jaya, Kresek, Kronjo, Kemiri, Mauk, Rajeg, dan Pakuhaji.
Pihaknya saat ini sedang melakukan upaya memitigasi untuk menghadapi ancaman gagal panen pertanian padi di Tangerang, salah satunya dengan melakukan pemetaan area persawahan yang berada di wilayah rawan banjir.
"Kami selalu mengajak kepada para petani dan para penyuluh di lapangan untuk melakukan mitigasi," ucapnya.
Baca juga: Apersi usul kebijakan pengendalian lahan sawah dilindungi dipercepat
Ia mengungkapkan, area sawah yang terdampak cuaca ekstrem dengan terendam banjir akan mendapat ganti rugi jika mereka masuk dalam kelompok tani.
Dimana, pihaknya akan mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat untuk sawah dan petani yang terdampak cuaca dan bencana tersebut.
"Kita lakukan penyuluh itu juga mulai mengajak petani bergotong- royong untuk mencegah banjir," jelasnya.
Bambang menambahkan, DPKP Kabupaten Tangerang tengah mempersiapkan pasokan benih bibit padi untuk para petani yang terdampak bencana dan mengalami gagal panen.
"Kalau nantinya ada petani yang terdampak maka kami akan memberikan bantuan berupa benih. Itu sedang kita persiapkan," kata dia.
Baca juga: Pemkab Lebak larang alih fungsi areal persawahan untuk perkantoran
60 hektare sawah di Tangerang terancam puso
Kamis, 11 Desember 2025 11:27 WIB
Ilustrasi - Tanaman padi siap panen (ANTARA/Azmi Samsul M)
