Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni menegaskan penanganan sampah tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menjadi gerakan kolektif yang melibatkan seluruh unsur masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Kesadaran bersama dinilainya menjadi kunci utama dalam menekan persoalan sampah yang berpotensi memicu bencana lingkungan.
“Kolaborasi ini sangat penting. Kegiatan ini menyadarkan kita kalau masalah sampah itu tidak ada kesadaran kolektif, maka kita akan menghadapi bencana,” kata Andra Soni dalam keterangannya di Serang, Kamis.
Baca juga: Masyarakat Kota Tangerang diajak pilah sampah sebelum dibuang ke TPA
Gubernur sempat menghadiri Festival Generasi Bersih 2025 Ayo Tangerang Langit Biru di Desa Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, hari ini.
Ia menambahkan, gerakan kolektif harus dimulai dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, serta menjaga kelestarian lingkungan.
“Gerakan ini dilakukan untuk mengedukasi anak-anak sekolah. Kemudian kita yang diundang juga teredukasi serta merasa bahwa permasalahan sampah kita memang harus ditangani secara bersama-sama,” ujarnya.
Andra menilai, kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor dalam mengedukasi masyarakat mengenai bahaya membakar sampah.
“Kegiatan ini sangat positif dan harus menjadi gerakan kolektif yang berkesinambungan. Jangan berhenti sampai di sini saja,” tegasnya.
Baca juga: Ribuan warga Tangerang terdampak ISPA akibat pembakaran sampah
Ia juga mengapresiasi keterlibatan unsur pemerintah, swasta, masyarakat, dan pelajar dalam kampanye pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Saya apresiasi kegiatan ini dan mudah-mudahan nanti kita bisa tindak lanjuti, bukan hanya sebatas hari ini saja,” katanya.
Bupati Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid menyebut pihaknya terus memperluas pembangunan tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) di sejumlah kecamatan untuk menekan timbunan sampah.
“Sudah ada beberapa kecamatan yang mengelola sampah untuk mengurangi jumlah tonase dan meminimalisir tumpukan sampah yang ada di Kabupaten Tangerang,” ujarnya.
"Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Jadi kami mohon kepada masyarakat supaya tidak lagi buang sampah sembarangan atau di pinggir jalan,” tuturnya.
Baca juga: Pemda di Banten diminta tanggung renteng BPJS-atasi sampah
Dari pihak swasta, Direktur Veritas Edukasi Lingkungan (VEL) Bennedict Wermter menyoroti bahaya praktik membakar sampah bagi kesehatan dan lingkungan.
“Karena lingkungan sehat itu menjadi fondasi kehidupan yang baik, sehingga kami terus memberikan edukasi dan mendorong aksi dalam penurunan sampah di Indonesia,” katanya.
Menurut Bennedict, keberhasilan pengelolaan sampah bergantung pada tiga pilar utama yakni pemerintah, masyarakat, dan sektor industri. “Harapan saya kampanye ini tidak berhenti tapi berkelanjutan untuk jangka panjang. Saya percaya dengan gotong royong sebagai kekuatan bangsa Indonesia, dan jika ini dapat berjalan bersama, maka saya yakin sampah dapat ditangani,” paparnya.
Festival Generasi Bersih 2025 diselenggarakan melalui kolaborasi Pemerintah Kabupaten Tangerang, pihak swasta, dan mitra lingkungan hidup. Acara ini diikuti ratusan pelajar yang melakukan fun walk dan plogging atau olahraga sambil memungut sampah sebagai bentuk edukasi aksi nyata menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga: Wali Kota Tangerang ajak masyarakat kelola sampah jadi ladang amal
