Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira menilai PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memerlukan dukungan pemerintah untuk mendongkrak industri hilirisasi baja nasional.
"Untuk mengoptimalkan peran industri baja dalam pembangunan nasional, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada pengembangan dan dukungan terhadap Krakatau Steel," ucap Anggawira ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Krakatau Steel, tutur Anggawira, merupakan industri strategis pertama yang dibangun pemerintah Indonesia dan memiliki peran vital dalam mendukung sektor-sektor lain.
Akan tetapi, ada pandangan bahwa Krakatau Steel kurang mendapatkan perhatian pemerintah dibandingkan dengan industri baja swasta yang didukung investasi asing.
"Perhatian terhadap industri baja nasional, khususnya PT Krakatau Steel, perlu menjadi sorotan," ucapnya.
Baca juga: Krakatau Steel ekspor 5.000 ton baja ke Amerika Serikat
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pemerintah untuk mendukung hilirisasi baja melalui Krakatau Steel adalah restrukturisasi, modernisasi teknologi, dan peningkatan efisiensi produksi.
"Itu semua harus didukung penuh," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, pengendalian impor baja dan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) pada produk baja juga perlu diperkuat untuk melindungi industri dalam negeri.
"Dengan dukungan yang tepat, industri baja nasional dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai target pembangunan," kata Anggawira.
Baca juga: Krakatau Steel serahkan enam unit rumah layak huni untuk warga Anyar
Perkembangan industri baja nasional menjadi perhatian Komisi VI DPR, yang membidangi antara lain BUMN, saat melaksanakan kunjungan kerja spesifik ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kawasan Industri Krakatau Cilegon, Banten, Jumat (7/3/2025).
Menurut data Badan Pusat Statistik, impor besi dan baja cenderung meningkat sejak 2020, yang tercatat 11,4 juta ton, di 2021 meningkat menjadi 13 juta ton, kemudian meningkat menjadi 14,1 juta ton pada 2022 dan sedikit menurun pada 2023 menjadi sebesar 13,8 juta ton.
Ketua Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo mendukung restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel untuk peningkatan kinerja dan berkontribusi dalam kemajuan industri baja nasional.
Sebagai BUMN dan produsen baja terintegrasi di Indonesia, Krakatau Steel harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Baca juga: UMKM Badui berkembang melalui kemitraan BUMN