Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten mengajak kalangan remaja memiliki perilaku berkualitas agar menjadi generasi muda yang siap bersaing pada era globalisasi.
"Kita berharap generasi remaja itu sebagai "agen of change" atau agen perubahan bagi remaja," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah saat menerima Duta Generasi Remaja di Rangkasbitung, Kamis.
Ia menjelaskan pentingnya remaja memberi contoh perilaku berkualitas bagi lainnya dan mendorong kalangan tersebut tidak terlibat penyalahgunaan narkoba, tidak melakukan hubungan seksual bebas, mencegah kenakalan, pernikahan usia muda, hamil di luar nikah, dan mencegah aborsi.
Mereka, ujarnya, harus mampu mengajak remaja lainnya melakukan berbagai hal positif dan membangun, guna menyiapkan generasi unggul dan siap bersaing pada era kesejagatan.
Baca juga: Warga Lebak diimbau tidak buang sampah di sembarangan
Ia menjelaskan pentingnya Duta Generasi Remaja semakin efektif merangkul kalangan remaja menjadi agen perubahan dan penggerak pembangunan di masyarakat.
Kunci keberhasilan berbagai pembangunan, ujarnya, kualitas generasi remaja sebagai hulu.
Ia mencontohkan masyarakat Kabupaten Lebak bisa terbebas stunting atau tidak melahirkan stunting baru karena generasi dan keluarganya berkualitas dan memiliki perilaku yang lebih baik.
Jika generasi muda itu tidak berkualitas, katanya, dapat menimbulkan gejolak sosial, kriminalitas tinggi di masyarakat, banyak remaja terlibat penyalahgunaan narkoba dan kenakalan, terjadi pernikahan usia muda, dan hamil di luar nikah yang bisa menimbulkan stunting.
Baca juga: Pemukiman Badui dipadati wisatawan domestik
Ia mengakui hingga saat ini tren pernikahan usia muda atau anak di bawah umur 18 tahun di Kabupaten Lebak masih tinggi.
"Kami minta Duta Generasi Remaja agar bisa memerangi maupun melakukan pencegahan pernikahan di kalangan remaja itu," kata Tuti.
Pihaknya memiliki komitmen cukup tinggi untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045 dengan mencegah stunting.
Saat ini, Kabupaten Lebak menjadi lokus penanganan stunting agar ke depan zero new stunting atau tidak melahirkan kasus baru stunting.
Oleh karena itu, Pemkab Lebak berkolaborasi dengan Duta Generasi Remaja, khususnya pelajar dan mahasiswa, diberikan edukasi pencegahan stunting melalui kegiatan Forum Anak Lebak (Foral) yang setiap pekan mengadakan diskusi bertempat di Kantor DP2KBP3A setempat.
Baca juga: Waspada, tinggi gelombang laut Banten capai empat meter
Kegiatan itu, antara lain pemberian pengetahuan pencegahan stunting, pernikahan dalam usia aman, dan reproduksi aman.
Pihaknya juga fokus melakukan intervensi terhadap keluarga anak stunting, ibu hamil, ibu bersalin, remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur.
Untuk mewujudkan zero new stunting, kata dia, harus dilakukan sejak remaja dengan pemberian tablet tambah darah bagi calon pengantin dan pemeriksaan ibu hamil di puskesmas dan klinik.
Bagi pasangan usia subur, katanya, harus mendapatkan pelayanan reproduksi agar menjalani persalinan secara layak.
Oleh karena itu, pihaknya juga menyosialisasikan pencegahan stunting kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan kalangan remaja.
"Kami mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui upaya pencegahan stunting ini," kata Tuti.
Baca juga: DLH Lebak siagakan petugas kebersihan pada pergantian tahun