Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah strategis menuju pencapaian swasembada garam nasional yang ditargetkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat tercapai di tahun 2027.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf mengatakan telah merancang program swasembada garam yang melibatkan berbagai pihak, termasuk petambak garam, pemerintah daerah serta pelaku industri.
"Sebagai bagian dari rencana tersebut, KKP juga telah mengidentifikasi wilayah potensial pengembangan tambak garam, salah satunya Indramayu, Jawa Barat," kata Victor dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, Indramayu akan menjadi fokus utama pembangunan infrastruktur, pelatihan petambak, dan akses pembiayaan. Luas lahan produktif di Indramayu sendiri pada tahun 2024 sebesar 1.445,65 hektar dengan total produksi sebesar 135.891,10 ton (produktivitas 94 ton/hektar).
Baca juga: PT Garam diminta petani kendalikan harga garam
Sementara stok saat ini sebesar 25.000 ton tersebar di empat kecamatan Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol.
Selain mengidentifikasi wilayah, KKP mendorong inovasi teknologi dalam proses produksi garam. Penggunaan metode geomembran, misalnya, telah terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan oleh petambak lokal.
Selain itu, mulai tahun 2025 KKP akan melakukan terobosan berupa modelling ekstensifikasi tambak garam di Nusa Tenggara Timur dengan target 2.500 hekatre menggunakan metode konvensional namun dilengkapi dengan penerapan mekanisasi panen.
Kemudian, intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam dengan target 1.800 hektare melalui metode concentrated brine di lima provinsi, termasuk Jawa Barat.
“Pada tahun 2024, produksi garam rakyat mencapai 2,04 juta ton, melebihi target produksi 2 juta ton. Ini menunjukkan bahwa program pengembangan tambak garam telah berjalan sesuai rencana,” jelas Victor.
Baca juga: Kementerian KKP gencar sosialisasikan program penangkapan ikan terukur
Ia mengaku optimis dengan dukungan teknologi, peningkatan kapasitas produksi, dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan, membuat KKP dapat mencapai target swasembada garam.
“Produksi garam rakyat kita sudah memiliki kualitas yang baik, kita bisa bersaing dengan negara lain, sehingga ke depan tidak perlu lagi impor,” ucap Victor.Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebagai langkah awal menuju swasembada, Pemerintah menetapkan tidak mengimpor garam konsumsi di tahun 2025.
Kebutuhan bahan baku garam nasional tahun 2024 dan 2025 adalah 4,9 juta ton dan diasumsikan meningkat 2,5 persen per tahun karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri.
Rencana produksi dalam negeri tahun 2025 adalah 2,25 juta ton, jika ditambah sisa stok 836 ribu maka pasokan garam lokal sudah memenuhi 63 persen dari total kebutuhan.
"Sisanya tentu menjadi peluang usaha yang besar dan menjanjikan bagi para produsen garam bahan baku, baik petambak garam rakyat maupun badan usaha,” terangnya.Maming salah satu petambak garam dari Kecamatan Krangkeng Indramayu, mengaku optimis bahwa produksi garam Indramayu mampu memenuhi harapan.
“Dengan dukungan pemerintah, kami bisa meningkatkan hasil produksi kami hingga dua kali lipat. Teknologi yang ada saat ini sangat membantu dalam menjaga kualitas garam yang kami hasilkan,” ujar Maming.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meninjau langsung Gudang Garam Nasional di Kecamatan Krangkeng, Indramayu.
Kunjungan tersebut untuk berdialog dengan pelaku usaha garam di sana membahas upaya pencapaian target swasembada garam di 2027.
Baca juga: Perkuat pemasaran rajungan, KKP gandeng forum komunikasi nelayan