Kota Cilegon (ANTARA) - Seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Irvan Zuladry, yang kini menjabat sebagai Kepala Seksi Tempat Tahanan, pada Subdirektorat Penyidikan, Direktorat Penindakan dan Penyidikan menerima penghargaan sebagai warga kehormatan muda Korps Brimob Polri.
Penghargaan tersebut diraihnya, karena Irvan dinilai telah berjasa dan konsisten dalam pembinaan prestasi tim terjun payung Brimob Polri sejak 2014 sampai sekarang hingga berhasil meraih prestasi di kancah internasional.
Sehingga Irvan Zuladry dianugerahi warga kehormatan muda Korps Brimob Polri dengan penghargaan prestasi kategori luar biasa baik di lingkungan.
Pria kelahiran 3 Januari 1971, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan itu menerima penghargaan tersebut pada 20 November, di Mako Brimob Kelapadua, Depok, Jawa Barat, bersama 20 orang lainnya dari berbagai latar belakang profesi.
Baca juga: Bea Cukai Banten musnahkan ribuan barang sitaan negara senilai Rp52,31 miliar
Kepada Antara Banten, Selasa 26, Irvan mengatakan, dirinya tidak pernah menyangka akan memperoleh penghargaan ini. Karena pembinaan yang dilakukan nya selama ini, semata-mata karena kecintaan nya untuk memajukan para atlet olahraga terjun payung, yang digelutinya sejak 1996.
Hal itu bermula ketika dirinya memutuskan aktif dalam Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI) Tahun 2019 lalu. Dan saat ini dipercaya sebagai Ketua Komite Terjun Payung.
"Dulu di Bea Cukai kan ada club terjun payung saya ikut di dalam nya. Dalam perjalanan nya tahun 2019, saya dipercaya menjadi Ketua terjun payung PB FASI, di FASI cabang olahraga nya dirgantara, ada terjun payung, paralayang, Ketum nya saat ini Kepala Staf Angkatan Udara. Saya dipercaya sebagai Ketua Komite Terjun Payung PB FASI. Tugas Saya salah satunya mengkoordinir olahraga terjun payung di Indonesia. Salah satunya club persatuan terjun payung (PTP) Polri. Kemudian singkat cerita, dua tahun ini kami mengkoordinir PTP Polri karena punya alat wind tunnel (terowongan angin) yang digunakan sebagai sarana latihan terjun payung," kenang Irvan.
Irvan menjelaskan, di Indonesia saat ini baru ada sebanyak 10 wind tunnel yang digunakan untuk memfasilitasi latihan pelayangan atlet terjun payung. Di mana 2 diantaranya dimiliki masyarakat sipil dan 8 lainnya dimiliki TNI-Polri.
Baca juga: Regenerasi atlet paralayang jadi perhatian khusus Kemenpora
Dari situ lah, kemudian PB FASI kemudian terlibat pembinaan atlet terjun payung di lingkungan Polri yang kemudian aktif diikutsertakan dalam setiap kesempatan kejuaraan bergengsi, salah satunya yang diselenggarakan Federasi Aero Sport Internasional (FAI) di Makau.
"Kita ikutkan tim penerjun dari klub Polri karena waktu itu rekornya bagus dan siap berangkat, kita kasih baju Timnas, jadi bukan mewakili Polri lagi mereka sudah mewakili Indonesia. Dan kami pulang membawa medali perak untuk putri dan perunggu untuk putra. Mereka mengharumkan nama negara, tim lain pada kaget kok Indonesia tiba-tiba punya tim sebagus ini. Negara-negara lain juga kaget," kata Irvan.
Irvan mengaku, hingga saat ini dirinya tidak menyangka Korps Brimob Polri mengapresiasi upayanya membina para atlet olahraga terjun payung dengan memberikan penghargaan ini.
"Kita berfikir nya bagaimana lebih baik buat negara kita dalam bidang olahraga. Khususnya terjun payung," kata nya.
Sementara itu untuk mimpi besarnya, memajukan atlet olahraga terjun payung di Indonesia, pada tahun 2025 mendatang, rencananya PB FASI akan menyelenggarakan kejuaraan FAI di Indonesia.
Baca juga: BNNP Banten musnahkan 111,5 kg ganja barang bukti