Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menjamin ternak sapi dan kerbau di daerah itu terbebas dari penyakit kulit berbenjol atau virus lumpy skin disease (LSD).
"Kami rutin setiap bulan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak besar milik masyarakat," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan ) Kabupaten Lebak drh Hanik Malichatin di Lebak, Jumat.
Pemeriksaan kesehatan ternak sapi dan kerbau milik masyarakat guna melindungi hewan terjangkit penyakit virus LSD maupun penyakit menular lainnya yang membahayakan pada manusia.
Selama ini, kata dia, pihaknya serta peternak hewan sapi dan kerbau sejak Januari sampai Oktober 2024 di daerah itu belum ditemukan penyakit kulit berbenjol tersebut.
Baca juga: Produksi beras Januari-Oktober 2024 di Lebak surplus 308.588 ton
Baca juga: Produksi beras Januari-Oktober 2024 di Lebak surplus 308.588 ton
Padahal, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) bahwa Kabupaten Lebak tahun 2023 tercatat sebanyak 311 hewan tertular penyakit kulit berbenjol.
"Kami mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan hewan ternak besar langsung ke pemilik ternak milik masyarakat agar terbebas dari penyebaran penyakit kulit berbenjol maupun penyakit lainnya," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa pemilik ternak sapi dan kerbau agar memperhatikan kebersihan kandang agar tidak mudah terserang virus LSD maupun penyakit binatang.
Sebagian besar munculnya penyakit hewan ternak itu akibat kandang tidak bersih, sehingga pemilik ternak harus rajin membersihkan kotoran sekitar kandang.
Saat ini, jumlah populasi ternak besar di Kabupaten Lebak untuk kerbau sekitar 16 ribu ekor dan sapi 4.000 ekor.
Baca juga: Polda Banten salurkan bantuan pertanian ke petani Lebak
Baca juga: Polda Banten salurkan bantuan pertanian ke petani Lebak
Selama ini, ternak besar dari Kabupaten Lebak banyak permintaan dari luar daerah, terutama menjelang Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha sehingga dapat menyumbangkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami meyakini dengan kondisi ternak sapi dan kerbau sehat dan tidak terjangkit penyakit sehingga harga jualnya cukup tinggi hingga kisaran Rp25-40 juta per ekor," katanya.
Sementara itu, Samsul, seorang peternak kerbau di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya setiap hari menggembala kerbau di areal perkebunan kelapa sawit karena banyak rerumputan hijau yang menjadi makanan kesukaan ternak.
Selain itu juga ternaknya mendapatkan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin setiap bulan dari petugas Disnakeswan setempat.
Pihaknya kini memiliki kerbau sebanyak 30 ekor dan setiap tahun bisa menjual 4-5 ekor dengan pendapatan bisa mencapai Rp130 juta.
"Kami sejak turun temurun mengelola usaha ternak kerbau, karena adanya perkebunan kelapa sawit juga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga" kata Samsul.
Baca juga: Wujudkan swasembada pangan, Pemkab Lebak gencar perbaikan irigasi
Baca juga: Wujudkan swasembada pangan, Pemkab Lebak gencar perbaikan irigasi