Claudia salah seorang warga Walantaka, di Kota Serang, Selasa, mengatakan kondisi kekeringan di Situ Ciwaka ini telah terjadi sejak dua minggu karena wilayah tersebut sudah lama tidak diguyur hujan.
"Kurang lebih sudah dua mingguan lah kering begini, soalnya kan sekarang sudah memasuki musim kemarau ya. Di sini hujan saja sudah jarang, makanya sampai kering begitu," katanya.
Baca juga: Ini lima kecamatan di Kota Serang yang rawan kekeringan
Baca juga: Ini lima kecamatan di Kota Serang yang rawan kekeringan
Ia mengatakan pada saat musim kemarau wilayah di Kecamatan Walantaka kerap kali kesulitan air bersih, karena sumur hingga Situ Ciwaka yang biasa menjadi pasokan air bersih untuk masyarakat pun ikut mengering.
"Kalau di sini setiap memasuki musim kemarau pasti selalu terjadi kekeringan, kayak tahun 2023 itu kami cari air susah banget. Tapi Alhamdulillah ada kiriman dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)," katanya.
Untuk di tahun ini meski Situ Ciwaka mengering, kata dia, kondisi air sumur di rumah warga masih aman.
Baca juga: Akibat kemarau, Bendungan Cijoro Rangkasbitung alami kekeringan
Baca juga: Akibat kemarau, Bendungan Cijoro Rangkasbitung alami kekeringan
Sementara itu Sekretaris Pelaksana BPBD Kota Serang Heri Sumbara mengatakan lima kecamatan rawan bencana kekeringan selama musim kemarau yaitu Kasemen, Taktakan, Walantaka, Serang, dan Cipocok Jaya.
"Lima kecamatan itu kami lihat berdasarkan data pada tahun 2023. Saat itu kondisi kekeringan dan krisis air bersih sempat terjadi di lima kecamatan tersebut. Paling parah itu di Kasemen dan Walantaka," katanya.
Sebagai upaya kesiapsiagaan, BPBD Kota Serang telah menyiapkan lima toren air bersih dengan kapasitas 500 hingga 1.000 liter, yang nantinya akan disebarkan ke wilayah yang terdampak kekeringan. Selain itu juga tersedia satu mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter.
Baca juga: 873 hektare tanaman padi di Lebak terancam kekeringan