Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) produksi anyaman pandan di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak, Banten, tumbuhkan ekonomi masyarakat setempat.
"Hampir semua desa di Cileles pelaku UMKM produksi anyaman pandan, karena terdapat bahan baku tanaman pandan," kata Tono (45), seorang pengusaha di Kabupaten Lebak, Kamis.
Pelaku UMKM anyaman pandan di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak itu diolah menjadi aneka motif produksi yang memiliki nilai jual di antaranya peci songkok, tas wanita, dompet, topi, tas laptop, tas ransel dan lainnya.
Saat ini, pelaku UMKM produksi kerajinan anyaman pandan di daerah itu tumbuh dan berkembang sehingga dapat menggulirkan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Harga produksi kerajinan anyaman pandan itu mulai Rp15 ribu sampai Rp150 ribu dan tergantung kualitas serta dipasok ke berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Provinsi Bali.
"Kami sudah puluhan tahun sebagai penampung produksi anyaman pandan itu dan hingga kini masih bertahan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Emping Warunggunung Lebak tembus pasar Arab Saudi dan Jepang
Baca juga: Emping Warunggunung Lebak tembus pasar Arab Saudi dan Jepang
Guntur (55) pelaku UMKM warga Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan usaha aneka kerajinan anyaman pandan itu, karena di daerah ini banyak perkebunan pandan sebagai bahan bakunya.
Perkebunan pandan duri itu bisa diproduksi aneka kerajinan dan bisa menggulirkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami memproduksi tikar setengah jadi dan dipasok ke Tasikmalaya,Jawa Barat," katanya menjelaskan.
Menurut dia, usaha kerajinan anyaman pandan duri di daerahnya itu merupakan klaster andalan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
Baca juga: Tingkatkan perekonomian, Disperindag Lebak bina 6.000 perajin gula aren
Baca juga: Tingkatkan perekonomian, Disperindag Lebak bina 6.000 perajin gula aren
Meski sempat omzet pendapatan pelaku UMKM produksi anyaman pandan menurun drastis akibat penyebaran COVID-19 pada tahun 2020-2021, namun kini usaha kerajinan anyaman pandan itu kembali pulih.
Pelaku UMKM produksi anyaman pandan juga mengapresiasi perhatian pemerintah setempat cukup mendukung dengan memfasilitasi untuk mendapatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan promosi dengan mengisi pameran -pameran.
"Kami merasa bersyukur produksi anyaman pandan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," kata Guntur sambil menyatakan usaha anyaman pandan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp15 juta per bulan.
Baca juga: UMKM di Kabupaten Tangerang diklaim tumbuh pesat
Baca juga: UMKM di Kabupaten Tangerang diklaim tumbuh pesat
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan kerajinan anyaman pandan menjadi klaster ekonomi masyarakat di Kecamatan Cileles, karena ditunjang bahan baku melimpah.
Pelaku UMKM produksi anyaman pandan di desa di daerah itu sekitar 350 unit usaha dan menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Pihaknya juga melakukan pembinaan kerajinan tersebut untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar bisa bersaing pasar, karena menyerap lapangan pekerjaan tenaga lokal, sehingga mampu mengatasi urbanisasi ke luar daerah.
"Kami terus mengoptimalkan pembinaan usaha kerajinan anyaman pandan karena menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkot Tangerang pastikan program bantuan modal UMKM berlanjut
Baca juga: Pemkot Tangerang pastikan program bantuan modal UMKM berlanjut