Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mulai melakukan gerakan tanam secara serentak awal September 2023 sesuai kalender adat untuk memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi bagi mereka.
"Kami sudah membuka ladang hingga pembakaran kayu-kayu dan ilalang rumput untuk melakukan tanaman padi huma," kata Santa Setiawan (45), seorang petani Badui, di Lebak, Kamis.
Gerakan penanaman padi huma itu, dengan cara "mengaseuk" atau melubangi tanah dengan memasuki dua butir padi di areal ladang.
Masyarakat Badui hingga kini masih mempertahankan pertanian ladang, karena merupakan warisan leluhur nenek moyang dan tidak boleh dilakukan pelanggaran.
Pertanian ladang di lahan darat itu, karena ramah lingkungan juga terjaga penghijauan dan pelestarian alam. Karena itu, petani Badui dilarang menanam padi di areal persawahan.
"Kami menanam padi huma tahun ini seluas 1,5 hektare di lahan milik Perum Perhutani di Blok Cicuraheum Gunungkencana," kata Santa.
Begitu juga petani Badui lainnya, Pulung (55), mengatakan dirinya menanam padi huma kemungkinan Jumat (1/9) dan kini sudah selesai melakukan pembakaran kayu-kayuan dan ilalang.
Gerakan penanaman padi huma diharapkan berjalan lancar, sehingga bisa menghasilkan panen padi.
Baca juga: "Ngaseuk" padi huma, cara Suku Badui perkuat cadangan pangan
Baca juga: "Ngaseuk" padi huma, cara Suku Badui perkuat cadangan pangan
Saat ini, kata dia lagi, cadangan pangan padi humanya memiliki sekitar 3 ton, bahkan padi 20 tahun lalu masih ada disimpan di "leuit" atau lumbung.
Masyarakat Badui hingga kini andalan kehidupannya dari pertanian ladang untuk memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi.
"Kami nanti di pertanian ladang, selain menanam padi huma juga sayur-sayuran, palawija dan pisang serta tanaman keras dengan sistem tumpang sari," kata Pulung.
Sedangkan, tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan gerakan penanaman padi huma di ladang-ladang petani dilakukan awal September 2023 sesuai jadwal kalender adat dan panen enam bulan ke depan yakni April 2024.
Petani Badui tetap melakukan gerakan tanam tidak mengenal kondisi alam, seperti saat ini terjadi kemarau.
"Kami tidak boleh menanam padi huma mundur pada Oktober mendatang," kata Jaro Saija.
Ia menyebutkan, masyarakat Badui sekitar 4.000 kepala keluarga itu pada awal September melakukan gerakan tanam padi huma di ladang-ladang yang tersebar di kawasan hak tanah ulayat adat juga di luar kawasan adat.
Saat ini perkampungan Badui tampak sepi, karena memasuki musim tanam padi huma itu.
"Kami berharap pelaksanaan tanam padi huma berjalan lancar dan bisa dipanen tanpa serangan hama penyakit tanaman," katanya pula.
Baca juga: Musim durian di Badui mulai, dongkrak pendapatan ekonomi