Musim buah durian di pedalaman Badui Kabupaten Lebak, Banten mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat adat sehingga berdampak terhadap kunjungan wisatawan.
"Kita sudah mulai musim durian dan banyak wisatawan domestik ke sini," kata Kudil (45) seorang warga Badui di Kampung Kadu Ketug Kabupaten Lebak, Rabu.
Hingga kini buah durian menjadi andalan ekonomi masyarakat Badui, selain tanaman palawija dan kerajinan.
Saat ini, harga buah durian masih tinggi karena belum semua dipanen dan bervariasi mulai Rp35 ribu hingga Rp250 ribu/buah.
Pendapatan ekonomi buah durian bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat, karena jika panen memiliki sebanyak 10 pohon dan diborong tengkulak Rp5 juta per pohon, sehingga menghasilkan Rp50 juta.
"Pendapatan sebesar itu tentu bisa membeli perhiasan emas untuk tabungan," kata Kudil yang juga pedagang buah durian di kawasan pemukiman Badui.
Baca juga: Ekonomi masyarakat Lebak Banten meningkat hasil buah durian yang melimpah
Baca juga: Ekonomi masyarakat Lebak Banten meningkat hasil buah durian yang melimpah
Asep (45) warga Badui mengaku dirinya jika musim durian merasa bersyukur, karena bisa berjualan dan menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga.
Biasanya, kata dia, musim buah durian mulai ramai pada Oktober sampai Desember mendatang bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah selama tiga bulan.
"Kami sudah 13 tahun berjualan durian dan dijual di rumah sambil menunggu kunjungan wisatawan," katanya menjelaskan.
Begitu juga Sarmin (35) pedagang pengecer durian yang juga warga Badui, mengaku sudah satu pekan terakhir ini berjualan durian di rumah di Kadu Ketug.
Durian yang dijual itu dipasok oleh penampung dan ia bisa meraup keuntungan sekitar Rp250 ribu/hari.
Buah durian Badui memiliki cita rasa khas yang menjadi keunggulannya, seperti rasanya manis, berwarna kuning, beraroma wangi, dan daging buahnya tebal.
"Kami kewalahan melayani konsumen hingga habis terjual pada akhir pekan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh Badui Jaro Saija mengatakan panen buah durian tentu menjadi andalan ekonomi masyarakat dan bisa menyerap tenaga kerja.
Banyak warga Badui yang menjual durian di rumah -rumah mereka sambil menunggu kunjungan wisatawan.
Sebab, hampir semua warga adat Badui memiliki pohon durian karena tanaman ini memang dirawat dan dilestarikan.
"Kami yakin dari panen durian itu pendapatan ekonomi masyarakat Badui meningkat," katanya menjelaskan.
Baca juga: "Ngaseuk" padi huma, cara Suku Badui perkuat cadangan pangan
Baca juga: KPU Banten gencar sosialisasi Pemilu 2024 termasuk di Badui
Baca juga: "Ngaseuk" padi huma, cara Suku Badui perkuat cadangan pangan
Baca juga: KPU Banten gencar sosialisasi Pemilu 2024 termasuk di Badui