Kementerian Pertanian membangun gedung pusat pelatihan lapang di Kelompok Tani Sukabungah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten guna menunjang usaha pertanian padi sawah.
"Kami tentu menyambut positif gedung pusat pelatihan lapang itu dipastikan dapat menunjang usaha petani padi sawah," kata Ketua Kelompok Tani (Koptan) Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana di Lebak, Kamis.
Baca juga: Produksi beras di Lebak surplus 159.808 ton
Baca juga: Produksi beras di Lebak surplus 159.808 ton
Pembangunan gedung pusat pelatihan lapang itu sudah rampung dengan biaya Rp250 juta dari bantuan Kementerian Pertanian (Kemtan).
Saat ini, gedung tersebut dapat digunakan untuk pertemuan para petani untuk mendapatkan training atau pelatihan-pelatihan yang disampaikan oleh petugas penyuluh yang memiliki kompetensi di bidang teknologi pertanian baik dari Kementan, Dinas Pertanian hingga akademisi.
Selain itu juga gedung pusat pelatihan lapang dapat digunakan untuk diskusi-diskusi para petani dalam pengembangan usaha budidaya pertanian padi.
Apalagi,kata dia, saat ini teknologi pertanian berkembang mulai dari benih, pengelolaan sampai tibanya panen.
"Kami menilai gedung itu sangat menunjang usaha pertanian khusus padi sawah,"kata Ruhyana.
Menurut dia, anggota petani di wilayahnya itu sebanyak 300 orang dengan mengelola areal persawahan seluas 200 hektare.
Mereka petani di sini mampu musim panen empat kali selama setahun dan menyumbangkan kontribusi ketahanan pangan masyarakat.
Sebab, produksi pangan itu dipasok ke Pasar Rangkasbitung hingga rata-rata 30 ton/ bulan.
Karena itu, dengan pembangunan gedung pusat pelatihan lapang diharapkan usaha pertanian padi sawah dapat memenuhi ketersediaan pangan juga peningkatan ekonomi petani.
Saat ini, kata dia, produktivitas gabah kering pungut (GKP) mencapai tujuh ton/ hektare dan jika dikonversikan beras sebanyak enam ton.
"Dari enam ton setara beras itu bila dijual dengan harga Rp9. 000/kilogram maka penghasilan petani mencapai Rp45 juta/hektare," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, pihaknya juga berterima kasih kepada Bank Indonesia (BI) yang membantu alat digitalisasi farming untuk mengetahui pemantauan cuaca.
Penggunaan alat digitalisasi farming itu, sehingga petani bisa mengetahui jadwal tanam, panen dan curah hujan.
Selama ini, petani di sini sudah mengetahui dan memahami jadwal tanam hingga panen dengan alat digitalisasi parming.
"Saya kira alat digitalisasi farming sangat bermanfaat bagi petani, sehingga produksi pangan berhasil tanpa serangan hama," kata Ruhyana.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pembangunan gedung pusat pelatihan lapang sangat bermanfaat untuk menunjang usaha budidaya pertanian.
Sebab, mereka petani sebelum mengembangkan budidaya pertanian terlebih dulu mendapatkan pelatihan agar usaha pertanian berhasil menyumbangkan produksi pangan dan ekonomi petani.
"Kami setiap tahun mengusulkan kepada Kementan agar kelompok Tani yang berhasil dapat dibantu pembangunan gedung pusat pelatihan lapang," kata Deni.