Sejumlah petani sayuran gambas atau oyong di Kabupaten Lebak, Banten, meraup keuntungan cukup besar hingga Rp40 juta/ hektare sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami panen gambas cukup menguntungkan,karena permintaan pasar meningkat," kata Dede Supriatna, seorang petani ndi Blok Kanaga Warunggunung Kabupaten Lebak, Senin.
Baca juga: BPBD Lebak belum terima laporan mengenai kerusakan akibat gempa Cianjur
Baca juga: BPBD Lebak belum terima laporan mengenai kerusakan akibat gempa Cianjur
Pendapatan dari hasil panen tanaman sayuran oyong itu seluas satu hektare dengan produktivitas 8 ton/hektare.
Saat ini, harga sayuran oyong di tingkat penampung Rp5.000/kilogram, sehingga diakumulasi total menghasilkan pendapatan ekonomi Rp40 juta/hektare.
"Kami panen sayuran itu dipasok oleh penampung ke Jakarta dan pasar lokal Rangkasbitung," kata Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak itu.
Menurut dia, budi daya tanaman sayuran oyong seluas satu hektare itu dengan biaya produksi Rp10 juta/hektare.
Usaha budidaya tanaman tersebut cukup menguntungkan, karena bisa dipanen selama 40 hari setelah tanam (HST).
Karena itu, kebanyakan petani di sini menggeluti usaha tanaman sayuran ketimbang padi sawah.
"Kami mengembangkan pertanian sayuran itu, karena permintaan pasar meningkat," katanya.
Begitu juga Yono (55) seorang petani Bojongleles, Kabupaten Lebak mengaku kewalahan melayani permintaan panenan gambas untuk dipasok ke Tangerang dan Jakarta.
Sebab, dirinya mengembangkan pertanian sayuran jenis oyong di lahan persawahan seluas satu hektare sangat membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Bahkan, usaha pertanian sayuran itu sudah 18 tahun dengan menyewa lahan milik warga setempat.
"Kami memasok produksi sayuran oyong itu sebanyak 8 ton/hektare dengan pendapatan Rp40 juta dengan harga diterima penampung Rp 5.000 per kg," kata petani dari Indramayu, Jawa Barat itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan saat ini beberapa kecamatan di daerah ini sebagai penghasil tanaman hortikultura jenis aneka sayuran,seperti mentimun, paria, oyong, terung, dan kacang panjang dari daerah setempat menembus Pasar Induk Kramajat Jati, Jakarta dan pasar lokal.
Begitu juga produksi palawija, seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah.
Klaster pertanian sayuran di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Cipanas, Malingping, Leuwidamar, Cimarga, Warunggunung, Panggarangan, dan Banjarsari.
Sebagian besar petani sudah menjalin kerja sama dengan penampung dan dipasok ke Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang dan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.
"Kami mendorong petani agar mengembangkan tanaman sayuran karena menguntungkan juga permintaan cukup tinggi," katanya.