Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten membangkitkan petani milenial untuk memaksimalkan pengelolaan potensi pertanian guna memenuhi produksi pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Sabtu, menyatakan pemerintah daerah hingga kini membina dan memberdayakan petani milenial agar usaha mereka dibidang pertanian mampu meningkatkan produksi pangan untuk menopang perekonomian masyarakat.
Baca juga: Warga lebak diajak setiap hari konsumsi pangan pengganti beras
Baca juga: Warga lebak diajak setiap hari konsumsi pangan pengganti beras
Pemerintah daerah juga cukup besar perhatian terhadap petani milenial dengan memberikan bantuan program lumbung pangan masyarakat (LPM) berbentuk peralatan pengelolaan hasil panen.
Selama ini, kata dia, kelebihan usaha pertanian itu tidak terdampak pandemi COVID-19.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kabupaten Lebak petani, namun persoalanya kini banyak usia petani sudah berusia lanjut.
Kehadiran petani milenial usia 20 sampai 45 tahun itu, kata dia, tentu sebagai generasi penerus pertanian agar menjadikan daerah ini lumbung pangan.
Disamping itu juga peningkatan ekonomi masyarakat sehingga bisa menyerap lapangan pekerjaan.
"Kami membina petani milenial itu menjalin kerja sama dengan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi," katanya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah petani milenial di Kabupaten Lebak tercatat 350 orang dan mereka mengembangkan usaha sektor pertanian pangan, hortikultura, palawija, perkebunan dan peternakan.
Keberadaan petani milenial di Kabupaten Lebak kini tumbuh dan berkembang, bahkan mereka di antaranya meraih keberhasilan, seperti Rohmat (35) telah menjadi duta petani yang mampu ekspor gula semut ke mancanegara.
Begitu juga Herman (35) seorang duta petani dapat memenuhi kebutuhan telur unggas hingga Banten dan DKI Jakarta.
" Kami minta petani milenial menjadikan penggerak ekonomi masyarakat, sehingga mampu mengatasi kemiskinan ekstrem," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, selama ini para petani milenial memiliki keunggulan pada teknologi pertanian dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
Kebanyakan petani milenial di Kabupaten Lebak para alumni magang di Jepang dan mereka berinovasi serta mandiri dalam pengembangan usaha pertanian.
Selain itu juga mereka bisa mengembangkan pemasaran melalui digitalisasi jaringan aplikasi internet.
"Kami optimistis petani milenial itu mampu menyumbangkan kedaulatan pangan, " ujarnya.
Ketua Komunitas Petani Milenial Kabupaten Lebak, Ucu Juhroni, mengatakan pihaknya mengapresiasi petani milenial karena mereka mampu memproduksi pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
Petani milenial disini mengembangkan pertanian tersebut, selain di lahan milik sendiri juga difasilitasi oleh pemerintah daerah untuk memanfaatkan lahan Perum Perhutani dan Perusahaan Swasta.
Sebagian petani milenial itu sudah mampu memproduksi komoditas pangan, hortikultura jenis tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan serta palawija jenis jagung dan umbi-umbian.
Selain itu juga produksi gula semut dan gula aren serta minuman jahe hingga ekspor ke mancanegara.
"Kami melihat peluang usaha pertanian cukup besar untuk mendongkrak pendapatan ekonomi yang bisa meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.