Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota Tangerang, Provinsi Banten mengingatkan seluruh jajarannya jangan lengah dan tetap mendampingi keluarga berisiko stunting agar dapat sepenuhnya terlepas dari tengkes.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang Herman Suwarman di Tangerang, Rabu, mengatakan kolaborasi berbagai pihak dapat mendorong percepatan intervensi dan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak dini.
“Kolaborasi antara kecamatan, kelurahan, PLKB, kader kesehatan, dan Tim Pendamping Keluarga sangat penting agar intervensi lebih tepat sasaran. Begitu pula peran kader posyandu dan pendamping keluarga sebagai ujung tombak intervensi gizi dan edukasi,” kata Sekda Herman pada acara yang digelar di Aula Al-Amanah Kota Tangerang, Rabu.
Baca juga: Pemkot Tangerang apresiasi kolaborasi Injourney bantu atasi stunting
Berdasarkan data SSGI 2024, prevalensi stunting di Kota Tangerang tercatat 11,2 persen, jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Banten yang 21,1 persen maupun nasional 19,8 persen.
“Saya berharap rapat koordinasi ini terus menghasilkan rekomendasi strategis yang konkret serta inovasi rencana aksi berbasis wilayah, sehingga berdampak nyata bagi keluarga dan generasi masa depan Kota Tangerang yang semakin sehat, cerdas, dan berdaya saing,” kata Sekda Herman.
Kepala Dinas Kesehatan dr Dini Anggraeni mengatakan saat ini jumlah orang tua asuh stunting di Kota Tangerang sudah mencapai 3.217 orang dari target 4.778 pada 2025.
“Stunting itu penanganannya ada di beberapa perangkat daerah, tidak hanya Dinkes, DP3AP2KB, dan Dinsos, tetapi semua harus berperan. Kita harus bergandengan tangan untuk memastikan generasi kita tumbuh sehat dan kuat,” katanya.
Baca juga: Pemkab Lebak prioritaskan penanganan stunting di 20 desa
