Lebak, Banten (ANTARA) - Harga beras medium di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, dalam dua hari terakhir ini naik tipis dengan rata-rata Rp100 per kilogram (kg).
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Yani di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa, mengatakan naiknya harga beras medium, karena sejak sepekan terakhir dilanda cuaca buruk, sehingga petani menunda pasokan beras ke sejumlah pasar tradisional.
Berdasarkan pemantauan harga beras medium di pasar tradisional antara lain Rangkasbitung, Bayah, Muncang, Maja, Cipanas, dan Sampay, terpantau mengalami kenaikan rata-rata Rp100 per kg.
Untuk beras medium KW 1 sebelumnya dijual Rp13.300 per kg, kini menjadi Rp13.400 per kg, beras medium KW 2 semula Rp12.400 per kg menjadi Rp12.500 per kg, dan beras medium KW 3 dari Rp11.300 per kg menjadi Rp11.400 per kg.
"Semua beras medium lokal yang dijual di pasar tradisional itu dipasok dari kelompok tani, pengusaha pabrik penggilingan beras dan toko tani," kata Yani.
Baca juga: Harga beras medium di pasar tradisional Lebak relatif stabil
Yani juga mengatakan persediaan beras lokal saat ini cukup melimpah.
Stok beras hasil panen yang diserap Perum Bulog mencapai 20.311 ton, sehingga relatif aman untuk beberapa bulan ke depan.
Pekan depan pemerintah menggulirkan bantuan pangan sebanyak 10 kilogram untuk keluarga penerima manfaat (KPM).
Selain itu, petani di berbagai daerah di Kabupaten Lebak terus melakukan percepatan tanam guna memperkuat produksi ketahanan pangan lokal.
"Kami optimistis harga beras medium dipastikan stabil dan tidak terjadi kenaikan signifikan," katanya.
H Badar (65), seorang pedagang beras di pasar tradisional Rangkasbitung mengaku omzet penjualan relatif stabil dan persediaan beras medium masih melimpah yang dipasok dari kelompok tani.
Kebanyakan petani memiliki stok pangan dari hasil panen April-Mei 2025 berupa gabah kering giling.
Baca juga: Produksi gabah kering Januari-April 2025 di Lebak tembus 334.646 ton