Serang, Banten (ANTARA) - Pemerhati pendidikan dan kemasyarakatan Dr. H. Serian Wijatno menilai Universitas Terbuka (UT) adalah lembaga pendidikan tinggi yang sangat strategis dalam memberikan akses kepada seluruh warga negara.
"Kondisi itu tak lepas dari banyak kemudahan yang diberikan kepada siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi," katanya di Jakarta, Jumat 23/5/25.
Dr. H. Serian mengatakan, hal itu membuktikan bahwa negara hadir dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi di negeri ini.
"UT telah menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang populer di Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan namun mereka memiliki keterbatasan waktu dan lokasi. Sistem pendidikan di UT memiliki beberapa keunggulan, tapi juga ada kelemahan yang perlu terus di edukasi dan diselaraskan," katanya usai pertemuan dengan Direktur UT Serang, Banten, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Perkuat kerja sama, Direktur UT Serang silaturahmi dengan Danrem 064/MY Banten
Keunggulan UT, lanjut praktisi pendidikan yang sempat memimpin sejumlah yayasan pendidikan di kampus ternama di Jakarta itu, adalah fleksibilitas yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan mengatur waktu belajar mereka sendiri.
"Terkait aksesibilitas dimana UT memiliki jaringan yang luas, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi kuliah dan sumber daya lainnya dari mana saja. Lalu soal biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan universitas lain, membuatnya juga lebih terjangkau bagi banyak orang, serta mutu akreditasi yg unggul," katanya.
Namun demikian, ujar Serian, UT juga memiliki beberapa kelemahan yang harus dibenahi untuk menjadikan perguruan tinggi ini menjadi lebih paripurna.
Kelemahan sistem pendidikan di Universitas Terbuka ini, tuturnya antara lain kurangnya interaksi langsung. Interaksi ini penting untuk mengatasi kesenjangan komunikasi dengan dosen dan teman-teman.
"Oleh karena itu, saya menyambut baik ketika Universitas Terbuka meluncurkan sentra layanan UT atau disingkat SALUT sebagai wadah untuk menjembatani itu.
Terkait hal ini, Serian yang juga Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyodorkan solusi untuk kolaborasi antara masjid dan UT," kata Serian.
"Kita bisa bangun kesepakatan bersama dalam memanfaatkan masjid sebagai tempat aktivitas offline dalam satu wilayah. Kriteria masjid yang digunakan dan aturan lainnya tentu bisa dibicarakan. Karena hal itu sesuai dengan konsep DMI yakni Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid," tegasnya.
Baca juga: Pastikan kesiapan belajar mandiri, ribuan mahasiswa baru UT Serang ikuti LPKBJJ
Bahkan, menurut Serian, Ketua Umum DMI H.M. Jusuf Kalla sudah kerap menekankan pentingnya masjid sebagai tempat belajar pendidikan yang komprehensif, tidak hanya terbatas pada pendidikan agama tetapi juga pendidikan umum.
"Beliau menyoroti bahwa masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat," tegasnya.
"Tantangan lain yang dihadapi UT adalah soal ketergantungan terhadap teknologi IT. Selain itu juga karena UT memiliki ketergantungan pada teknologi sehingga masalah teknis dapat menghambat proses belajar, namun untuk aspek ini, UT sudah membenahi dan sudah jauh sangat baik" imbuhnya.
Yang tak kalah penting, ucapnya, adalah kontrol akademik secara berkala yang dapat membuat mahasiswa merasa termotivasi untuk terus belajar secara konsisten sehingga mereka tetap semangat dan tidak berhenti di tengah jalan.
"Kalau boleh saya urun rembug bagaimana mengatasi tantangan UT tersebut. Pertama, UT dapat meningkatkan interaksi online antara mahasiswa dan dosen melalui forum diskusi, video conference, dan lain-lain. Kemudian UT dapat mengembangkan sistem pendukung yang dapat membantu mahasiswa mengatasi masalah teknis dan meningkatkan kualitas belajar" katanya.
Tapi dari semua itu, ia menilai yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan motivasi mahasiswa melalui program-program yang dapat memotivasi mereka untuk belajar secara konsisten.
Baca juga: Universitas Terbuka penyumbang ASN terbesar di Indonesia
Ditambahkan Serian, dengan memahami keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan di Universitas Terbuka, maka hal itu dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membuat sistem pendidikan yang lebih efektif efisien.
Doktor Serian yang meraih Master di Universitas Indonesia (UI) ini optimis UT dapat menjadi solusi bagi dunia pendidikan tinggi yang saat ini menghadapi berbagai tantangan kompleks, seperti kesenjangan akses pendidikan, kualitas pendidikan yang belum merata, dan kurangnya sumber daya yang memadai.
"Saat ini terdapat peluang bagi UT untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi dan kolaborasi. UT dapat meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu dan lokasi melalui sistem pendidikan online. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kurikulum yang relevan dan penggunaan teknologi yang mendukung" katanya.
Dengan demikian, ia menambahkan, UT dapat berperan penting dalam mengantisipasi problematika pendidikan nasional dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Melalui inovasi dan kolaborasi, UT dapat membantu meningkatkan akses pendidikan, kualitas pendidikan, dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas," kata Dr. H. Serian.
Baca juga: UT Serang hadir di Lexsus 2025 menuju Indonesia Emas 2045
