Lebak (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi pencegahan penularan kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS)
Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto, di Lebak, Sabtu, mengatakan pemerintah daerah kini mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan penularan HIV/AIDS, di mana kasus penyakit tersebut sepanjang 2024 ditemukan sebanyak 83 orang dan kebanyakan ibu rumah tangga.
Menurut dia, peserta kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS tersebut merupakan kelompok rentan, yakni remaja (pelajar), wanita usia produktif, dan ibu hamil.
Baca juga: Ternyata sembilan persen kasus HIV di Banten diderita ibu rumah tangga
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan skrining pada kelompok rentan tersebut.
"Melalui sosialisasi dan edukasi itu diharapkan mereka tidak melakukan perilaku seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, karena kasus HIV/AIDS dapat menular melalui kontak seksual, transfusi darah, berbagi jarum suntik, dan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
"Kami berharap melalui sosialisasi dan edukasi dapat mencegah penularan penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya," kata dia.
Menurut dia, penyebaran virus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak bagaikan fenomena "gunung es" sehingga perlu adanya tindakan pencegahan dan penanggulangan dari masyarakat
"Banyak juga kasus yang tidak terdeteksi oleh tim medis karena penderita tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tangerang maksimalkan layanan PDP ODHA di puskesmas dan RS
Ia mengatakan pemerintah beserta seluruh elemen masyarakat bersama-sama bertanggung jawab menanggulangi penyebaran virus mematikan itu, baik melalui kampanye maupun sosialisasi kepada kelompok rentan.
"Kami mengajak masyarakat agar menjaga pola hidup sehat dan khusus untuk para penderita agar menghindari berhubungan dengan pasangan agar penderita tidak bertambah," katanya.
Budi mengatakan penderita HIV/AIDS akan mendapatkan pengobatan Anti Retro Viral (ARV) secara gratis. Pengobatan dilakukan secara menerus agar efektif.
"Pengobatan terapi ARV dapat mempertahankan hidup para penderita," katanya.
Baca juga: Bantu cegah HIV/AIDS, Dinkes berikan penghargaan komunitas penyintas