Petani Kabupaten Lebak, Banten mulai panen padi seluas 4.500 hektare pada Juli 2024 dan puncaknya Agustus mendatang 20 ribu hektare.
"Kami berharap panen padi itu dapat menyumbangkan ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung,Lebak, Minggu.
Panen padi seluas 4,500 hektare itu berdasarkan angka tanam April 2024 lalu di sejumlah wilayah Kabupaten Lebak.
Namun, puncak panen raya pada Agustus mendatang seluas 20 ribu hektare dari angka tanam Mei 2024.
Baca juga: Padi 10.000 hektare di Lebak diharapkan panen Agustus
Baca juga: Padi 10.000 hektare di Lebak diharapkan panen Agustus
Panen raya itu dapat menyumbangkan ketahanan pangan masyarakat dan memastikan persediaan beras melimpah.
Mereka petani yang panen padi di wilayahnya kebanyakan benih Ciherang dan infari 32 yang masuk kategori bersertifikat hijau dengan masa panen selama 90 hari setelah tanam.
Produksi panen padi itu rata-rata enam ton gabah kering pungut (GKP) per hektare. "Kami yakin panen padi itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani, karena gabah basah cukup tinggi hingga menembus Rp7.000/kilogram," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Serang pertahankan lumbung padi, jaga stabilitas harga pangan
Baca juga: Pemkab Serang pertahankan lumbung padi, jaga stabilitas harga pangan
Hudori (45) seorang petani Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak mengatakan dirinya panen padi seluas satu hektare dengan kondisi cukup baik dan dipastikan menguntungkan.
Panen padi di wilayahnya itu relatif bagus dan terpenuhi ketersediaan air juga tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
"Kami bersyukur panen padi seluas satu itu hektare dipastikan produktivitas 6 ton gabah," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dengan produktivitas 6 ton gabah basah dan di antaranya 5 ton gabah itu dijual dengan harga Rp7.000 per kilogram, sehingga menghasilkan pendapatan Rp35 juta.
Baca juga: Polres Serang salurkan bantuan benih untuk petani terdampak banjir
Baca juga: Polres Serang salurkan bantuan benih untuk petani terdampak banjir
Dari pendapatan Rp35 juta itu dipotong biaya produksi sekitar Rp10 juta/hektare dan bisa meraup keuntungan bersih Rp 25 juta/hektare.
Sedangkan, sisanya gabah sebanyak satu ton untuk dijadikan cadangan konsumsi pangan keluarga. "Kami panen padi itu merasa senang karena harga gabah menguntungkan, karena harga beras medium di pasaran cukup tinggi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Armadi (55) petani Cimarga Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama petani lain di wilayahnya mulai memasuki panen padi seluas 50 hektare.
Hasil panen di wilayahnya itu sebagian dijual ke tengkulak dengan harga gabah basah Rp7.000/kilogram.
"Kami bisa menjual 5 ton gabah dan meraup keuntungan bersih Rp 25 juta setelah dipotong biaya produksi," katanya menjelaskan.
Baca juga: Petani Badui Lebak mulai panen buah keranji
Baca juga: Petani Badui Lebak mulai panen buah keranji