Jakarta (ANTARA) -
Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu Ditjen Bina Pemerintahan Desa T. B. Chaerul Dwi Sapta mengatakan film tersebut merupakan kerja sama antara Kemendagri dengan Bank Dunia dalam Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
"Film ini mengangkat tentang leadership (kepemimpinan), enterpreneurship (kewirausahaan) potensi desa untuk menjaga urbanisasi dan penguatan perekonomian," kata Chaerul dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kemendagri mencatat terdapat 75.265 desa berpotensi meningkat secara perekonomian serta sejahtera dan maju masyarakatnya.
Baca juga: Hanung Bramantyo jelaskan pentingnya nilai universal di dalam film
Chaerul menjelaskan pembuatan film tersebut merupakan inisiatif Kemendagri agar tidak terjadi perpindahan penduduk desa ke kota atau urbanisasi secara besar-besaran.
Jika terjadi urbanisasi, menurut Chairul, maka desa akan ditinggalkan, sehingga ketahanan pangan tidak akan terjadi dan angka inflasi tinggi.
"Bapak Menteri (Tito Karnavian) sering menggaungkan urbanisasi. Jangan sampai desa yang orang-orang produktifnya pindah ke kota, terjadi urbanisasi. Makanya, desa harus maju. Tinggalnya di desa, rezekinya kota," katanya.
Film dokudrama tersebut berjudul "Jawara Desa" dan "Desa Para Pemimpi(n)".
Baca juga: Disporapar dan PHRI bangun konektivitas Desa Wisata dengan Anyer
Film Jawara Desa mengambil latar tempat di Nagari Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, serta di Desa Mandalagiri, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kemudian, satu lagi film akan berlatar di Desa Akebay, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, dan di Desa Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Selain memproduksi dua film dokudrama tersebut, Kemendagri juga membuat 100 konten video dalam rangka memperkuat persatuan, kesatuan, dan edukasi positif tentang desa. Video tersebut melibatkan kepala desa, sekretaris desa, dan lembaga kemasyarakatan desa.
Untuk pemutarannya, Kemendagri akan bekerja sama dengan kementerian dan pemangku kepentingan terkait agar tersebar luas.
"Akan kami nobarkan (nonton bersama) di Djakarta Theatre, pada 2 Desember dan 4 Desember 2023," kata Chaerul.
Baca juga: Duta FFI 2023 sepakati muruah film Indonesia harus terjaga
Sementara itu, sutradara asal Yogyakarta Hanung Bramantyo mengungkapkan tantangan yang dia hadapi dalam membuat film dokudrama adalah tetap mempertahankan fakta akurat, tetapi menarik dan bisa dinikmati.
Pemilihan tokoh dan tempat dalam film tersebut mengalami hasil riset mendalam dan masih banyak tokoh di tempat lain yang berprestasi dan layak diangkat.
"Karena itu, tanpa menafikan tokoh yang lain, empat tokoh di film ini kami angkat sebagai representasi dari narasi yang ingin kami gaungkan, yaitu membangun Indonesia dari Desa," ujar Hanung.
Baca juga: "Petualangan Sherina 2" disebut representasikan keindahan Kalteng
Kemendagri bersama Hanung Bramantyo angkat potensi desa lewat dokudrama
Rabu, 29 November 2023 8:47 WIB