TNI sejauh ini juga melakukan kegiatan pelayanan kontrasepsi di fasilitas-fasilitas kesehatan seperti puskesmas, misalnya, melalui metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di puskesmas sebagai salah satu cara untuk mencegah stunting.
Masih tingginya kasus tengkes itu juga disebabkan tidak adanya pelayanan MKJP.
Melalui metode tersebut, masyarakat diajak mencegah stunting dengan tidak terlalu banyak melahirkan dan jangan pula terlalu tua ketika melahirkan anak.
Selain itu, jangan pula melahirkan satu anak dan selanjutnya dengan rentang waktu berdekatan. Tidak kalah penting jangan menikah terlalu muda.
Menikah itu sebaiknya dalam usia matang, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mengurangi potensi anak tidak tumbuh kembang optimal.
Bagi yang mau menikah, saran Kasad, sebaiknya memang sudah siap membangun rumah tangga serta memiliki pekerjaan atau penghasilan.
"Jika menikah sudah siap mental, fisik, maupun material maka dapat melahirkan generasi unggul tanpa stunting," ujarnya.
Penanganan stunting memang tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dan harus kolaboratif dengan melibatkan berbagai komponen.
Tengkes merupakan masalah multisektor dan tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga terkait dengan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Jadi, kunci penurunan stunting harus adanya kolaborasi seluruh komponen untuk melakukan intervensi karena tidak bisa berjalan sendiri," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat mendampingi Kasad pada peresmian fasilitas air bersih dan penanganan angka stunting, di Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, Banten.
Baca juga: Warga Lebak dianjurkan sering makan ikan agar terhindar stunting
Peresmian penggunaan fasilitas air bersih itu merupakan bagian dari Program Bakti Sosial TNI AD Manunggal 2023.
Melalui program ini, TNI AD menyediakan air bersih melalui pembuatan instalasi berupa sumur bor dan pompa hidran di 1.345 lokasi yang akan dinikmati 240.049 keluarga.
Penyediaan fasilitas air bersih menjadi salah satu bentuk intervensi untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Mengutip sebuah hasil riset, Moeldoko menyebutkan kontribusi ketersediaan air bersih pada penurunan tengkes mencapai 40 persen.
“Jadi, pengaruh air bersih untuk penurunan stunting itu memang luar biasa,” katanya.
Prevalensi tengkes di Indonesia saat ini masih sebesar 21 persen dan melalui beragam program intervensi konkret, pada akhir tahun 2023, prevalensinya dapat turun menjadi 16 persen.
Mantan Panglima TNI ini juga berpesan agar peran posyandu lebih dimaksimalkan untuk mendukung program penurunan angka stunting.
Kader posyandu bisa memonitor perkembangan anak, pemberian makanan tambahan yang bergizi dari daerah itu, misalnya, telur dan ikan. Asupan makanan bergizi harus terus digalakkan.
Beberapa upaya lainnya yang juga perlu digencarkan adalah perbaikan sanitasi serta penyediaan jamban yang layak dan sehat di berbagai daerah.
Baca juga: Pemkab Serang cari prevalensi stunting di 10 desa lokus
Manunggal TNI AD: Mengalirkan air bersih, meretas tengkes di Lebak Banten
Oleh Mansyur suryana Rabu, 26 Juli 2023 11:40 WIB