Pengembangan tanaman sayuran cukup menguntungkan karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Kebanyakan produksi sayuran itu sudah ditampung tengkulak untuk kemudian dikirim ke Pasar Rangkasbitung, Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang, dan Pasar Kebayoran Jakarta.
"Saat ini kami lebih fokus menggeluti usaha budi daya tanaman sayuran," kata Dede.
Tanaman sayuran bisa menghasilkan uang setelah 45 hari tanam, seperti ketimun, jagung, peria, kacang panjang, dan oyong.
Komoditas sayuran ketimun, kacang panjang, peria, oyong bisa dipanen antara 10-20 kali panen hingga produksi total mencapai 15 sampai 20 ton, sedangkan jagung manis hanya satu kali panen.
Investasi untuk tanaman sayuran itu sekitar Rp30 juta per hektare dan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp60 juta/hektare.
Setiap hari aneka sayuran petani ditampung tengkulak dengan harga menguntungkan bagi petani.
Dede mengatakan dirinya mengembangkan tanaman aneka sayuran di lahan 8 hektare dan menyerap tenaga kerja sekitar 15 orang.
Dari delapan hektare itu milik lahan sendiri ada 4 hektare dan 4 hektare lainnya menyewa.
Para pekerja itu terdiri atas delapan laki-laki dan tujuh perempuan warga setempat dengan upah Rp80 ribu/hari.
Para pekerja laki-laki mencangkul dan membuat tiang bambu untuk penopang tanaman sayuran, sebab tanaman sayuran seperti oyong, paria, dan kacang panjang perlu ditopang bambu agar bisa merambat.
Selain itu juga ia memberikan bimbingan kepada petani lainnya khususnya di Kecamatan Warunggunung untuk pengembangan tanaman sayuran.
Bimbingan tanaman sayuran itu meliputi mulai dari teknik pembenihan, teknologi pemupukan, hingga masa panen agar menghasilkan produktivitas tinggi dan meningkatkan pendapatan.
Dengan pemberian teknik itu diharapkan tanaman sayuran di daerah itu berkembang dan menyerap ratusan tenaga kerja lokal.
Baca juga: Pemkab Lebak siagakan pompa untuk hadapi El Nino
Ketika petani siasati kekeringan dengan beralih tanam sayuran
Oleh Mansyur suryana Sabtu, 22 Juli 2023 14:22 WIB