Harga komoditi cengkeh kering di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menembus Rp130.000 per kilogram dari sebelumnya Rp120 ribu per kilogram karena belum memasuki musim panen.
"Kami hari ini menjual cengkeh kering sebanyak 50 kilogram dengan harga Rp130.000 per kilogram sehingga diakumulasikan mendapatkan uang Rp6.500.000," kata Ujang (55) seorang petani di Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak saat ditemui di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.
Selama ini, harga cengkeh di tingkat pengepul yang ada di Rangkasbitung relatif baik, karena belum memasuki panen raya.
Diperkirakan harga cengkeh di tingkat pengepul terus naik karena April 2024 lalu Rp120.000, namun dua pekan terakhir menembus Rp130.000 per kilogram.
Baca juga: Usai naiknya HET Rp12.500, permintaan beras SPHP di Lebak menurun
Baca juga: Usai naiknya HET Rp12.500, permintaan beras SPHP di Lebak menurun
Kenaikan harga cengkeh kering itu tentu sangat membantu peningkatan pendapatan ekonomi petani, sehingga bisa bermuara pada kesejahteraan keluarga.
"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari hasil penjualan cengkeh kering itu,"kata Ujang sambil menyatakan memiliki 25 pohon cengkeh.
Begitu juga petani lainnya di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak Sarman (60) mengatakan dirinya kini menjual cengkeh kering sebanyak 40 kilogram dengan pendapatan Rp5.200.000.
Mereka petani cengkeh di wilayahnya hingga kini belum memasuki musim panen, namun mereka yang menjual itu sisa dari panen 2023.
"Kami sendiri menjual cengkih itu ke tingkat penampung di Rangkasbitung sisanya panen tahun lalu,"katanya menjelaskan.
Baca juga: Disnaker Lebak sosialisasikan tenaga migran untuk cegah TPPO
Baca juga: Disnaker Lebak sosialisasikan tenaga migran untuk cegah TPPO
Suprani (55) seorang petani warga Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini telah mengembangkan perkebunan tanaman cengkeh karena nilai jual di pasaran terus membaik.
Selain itu juga mengembangkan perkebunan cengkeh di daerahnya itu sangat cocok dengan ketinggiannya 500 meter di atas permukaan laut.
"Kami saat ini menanam cengkeh seluas satu hektare karena harganya terus naik," katanya.
Maman (45) seorang pedagang pengumpul di Rangkasbitung mengaku saat ini pasokan komoditi cengkeh kering relatif kecil karena belum musim panen, sedangkan permintaan pabrik dari perusahaan di Jawa Timur meningkat.
"Kami menampung cengkeh dari petani Banten juga Lampung dan bisa memasok ke Jawa Timur sebanyak 10 - 15 ton," ujarnya.
Baca juga: Disnaker Lebak sosialisasikan tenaga migran untuk cegah TPPO
Baca juga: Disnaker Lebak sosialisasikan tenaga migran untuk cegah TPPO
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan perkebunan cengkeh di daerah ini mulai berkembang setelah harga di pasaran meningkat.
Perkebunan cengkeh berkembang di dataran tinggi, seperti di Kecamatan Bayah, Cibeber, Malingping, Cilograng, Cijaku, Cigemblong, Cipanas, Sobang, Muncang, Panggarangan, Gunungkencana, Lebak Gedong, dan Bojongmanik.
Saat ini, jumlah perkebunan cengkeh milik masyarakat di Kabupaten Lebak mencapai 13.500 hektar dengan produksi mencapai ribuan ton per tahun.
"Kami mendorong petani agar terus mengembangkan perkebunan cengkeh untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak ajak warga hindari pemborosan bahan pangan
Baca juga: Pemkab Lebak ajak warga hindari pemborosan bahan pangan