Pandeglang, Banten (ANTARA) - Dalam rangka melanjutkan program Mangrove Blue Carbon di Provinsi Banten, Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Program Studi Ilmu Perikanan melakukan aksi penanaman mangrove bersama dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait.
Penanaman yang dilakukan pada Selasa, 27 September 2022 tersebut merupakan implementasi kerjasama antara Fakultas Pertanian dengan PT Asahimas dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
Aksi penanaman mangrove sebanyak 18.000 bibit itu juga merupakan bagian dari program 'Blue Carbon' yang dilaksanakan oleh PT Asahimas sebagai upaya mitigasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir di Selat Sunda pasca tsunami 2018.
Penanaman dilakukan pada dua lokasi yaitu, di area Depurasi Kekerangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang berada di Desa Panimbang Jaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang sebanyak 8.000 bibit, dan lokasi kedua berada di Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang sebanyak 10.000 bibit.
Secara simbolis, aksi penanaman bersama dipusatkan di area Depurasi Kekerangan DKP Provinsi Banten yang dilakukan oleh Presiden Direktur PT. Asahimas Jun Miyazaki, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Direktur Komunikasi Yayasan Kehati, Dekan Fakultas Pertanian Untirta, Ketua Program Studi Ilmu Perikanan Untirta, Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang-Kementerian Kelautan dan Perikanan, Camat Panimbang serta kelompok masyarakat peduli mangrove di Kecamatan Panimbang.
Kegiatan penanaman bersama tersebut merupakan langkah nyata untuk melakukan rehabilitasi ekosistem mangrove yang berada di pesisir Selat Sunda yang akan dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun 2025.
Ekosistem mangrove memiliki kemampuan menahan abrasi, penahan gelombang serta menyimpan karbon yang lebih banyak dibandingkan ekosistem lainnya. Sehingga aktivitas ini dapat berkontribusi signifikan dalam mitigasi bencana pesisir dan perubahan iklim.
Selain itu area rehabilitasi mangrove dapat dimanfaatkan sebagai wahana pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sehingga diharapkan dapat berkembang menjadi kawasan mangrove learning center di Provinsi Banten.
Risnawati Rahayu dari DKP Provinsi Banten menyambut baik aksi penanaman mangrove bersama yang dilakukan, dengan penanaman diharapkan akan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi penambahan luasan hutan mangrove di Provinsi Banten.
“Hari ini kita melakukan penanaman mangrove bersama yang dikemudian hari, mangrove yang kita tanam akan menurunkan emisi karbon yang saat ini menjadi isu utama baik nasional maupun global," kata Presiden Direktur PT. Asahimas, Jun Miyazaki dalam sambutannya.
Hal ini kata Jun, merupakan bentuk dukungan PT Asahimas dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon yang diharapkan mampu memberikan manfaat buat lingkungan dan juga masyarakat.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI, Rika Anggraini menyampaikan bahwa aksi penanaman mangrove merupakan salah satu cara yang efektif dalam upaya mitigasi bencana dan perbaikan ekosistem pesisir untuk mendukung pembangunan rendah karbon.
Lebih lanjut Rika mengemukakan, pelestarian alam dalam hal ini ekosistem mangrove merupakan bentuk kontribusi nyata dari korporasi, dunia pendidikan dan masyarakat untuk kepentingan saat ini dan di masa mendatang.
“Mulai tahun 2021 kami bekerjasama dengan PT Asahimas dan Yayasan KEHATI telah memulai program mangrove blue carbon dalam upaya mitigasi bencana dan rehabilitasi kawasan pesisir Selat Sunda," katanya.
"Hal ini merupakan wujud kepedulian serta aksi nyata untuk mendukung upaya penurunan emisi karbon secara global. Area penanaman akan dimanfaatkan menjadi laboratorium alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pengembangan kapasitas kelompok melalui pengabdian masyarakat khususnya dalam rehabilitasi dan pemanfaatan ekosistem mangrove di Provinsi Banten,” ucap Adi Susanto selaku Ketua Tim dari Program Studi llmu Perikanan, Faperta Untirta.