Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Sahabat Relawan Indonesia (SRI) melakukan penyisiran di pemukiman suku Badui untuk pemberian Vitamin A dan obat untuk mencegah Campak pada anak-anak itu.
Selain itu, Dinas Kesehatan Lebak juga menyalurkan makanan dan susu bagi balita yang mengalami malnutrisi.
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga cegah DBD melalui PSN
Baca juga: Dinkes Lebak ajak warga cegah DBD melalui PSN
Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat saat dihubungi di Lebak, Minggu, mengapresiasi pemberian multi Vitamin A dan obat antibiotik tersebut, karena berdampak positif pada kondisi kesehatan anak balita Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
"Sekarang, kondisi anak balita di Badui yang terserang Campak, disertai demam, batuk, dan pilek, dilaporkan sudah banyak," katanya.
Sebelumnya, di wilayah itu ditemukan banyak anak balita Badui terkena Campak, berdasarkan hasil pengambilan sampel darah yang dilakukan tim medis SRI.
Saat ini, tim medis SRI tetap melakukan pemantauan agar anak-anak Badui semua kembali sehat.
"Kami saat ini masih mendatangi ladang-ladang petani Badui untuk memberikan multi vitamin dan obat antibiotik kepada anak balita Badui itu," kata Arif.
Tim medis SRI bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak melakukan penyisiran dari pintu ke pintu di pemukiman Badui untuk memberi Vitamin A dan obat pencegah Campak, kepada anak-anak.
Tim melakukan penyisiran ke sejumlah kampung, seperti Kampung Batubelah, Pamoean, Cempaka dan Cisadane, serta mengunjungi ladang -ladang dengan kondisi perbukitan yang terjal.
"Sudah lebih dari 100 anak balita yang diberikan obat dan Vitamin A, termasuk pemeriksaan kesehatan warga Badui," katanya.
Saat ini Tim SRI juga menangani sebanyak 18 anak Badui yang mengalami penyakit Tuberkulosis (TB) dan terus memberikan penanganan khusus agar kesehatan mereka membaik.
Salah seorang bocah Badui penderita TB, yang merupakan warga desa Batubelah, Bohani (7), dirawat di RSUD Banten, melalui koordinasi Tim SRi.
Kondisi Bohani kini sudah membaik setelah dibawa ke RSUD Banten, dan harus minum obat selama enam bulan tanpa terputus.
"Kami ke depan akan koordinasi dengan Puskesmas Cirinten yang lebih dekat dengan pemukiman Badui untuk pengambilan obat TB, sekaligus mengawasi agar obat tersebut diminum secara rutin," kata Arif.
Sementara itu, tim medis SRI dr Eling mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan di pemukiman Badui agar benar-benar kembali sehat dan tidak terserang penyakit Campak yang disertai demam, pilek dan batuk.
"Kami kini membuka posko pelayanan kesehatan yang dipusatkan di Cijahe atau perbatasan dengan pemukiman Badui," katanya.